Gaya hidup hijau kini semakin mendapat tempat di tengah masyarakat. Meski belum masif, sebagian masyarakat sudah menyadari adanya kebutuhan untuk beralih ke cara-cara konsumsi yang lebih ramah lingkungan; misalnya membeli produk yang memastikan minimalnya limbah dalam produksinya, memberdayakan komunitas dan menjaga tradisi, hingga ke pemilihan material yang terbarukan.
Kesadaran itu pun kini didukung oleh platform digital Tokopedia yang baru saja meluncurkan gerakan Tokopedia Hijau. Ini merupakan inisiatif Tokopedia yang bertujuan membangun ekosistem bisnis berkelanjutan dan minim limbah dengan mengembangkan UMKM ramah lingkungan.
“Ada sekitar 12 juta penjual di Tokopedia yang hampir 100% UMKM. Tokopedia Hijau mengajak sebanyak-banyaknya penjual menerapkan prinsip ramah lingkungan demi bersama membangun bisnis berkelanjutan dan dapat berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan hidup, lewat berbagai program, seperti Program Edukasi dan Inkubasi Seller Hijau,” jelas Aditia Grasio Nelwan, Public Affairs Senior Lead Tokopedia.
Kebutuhan sehari-hari
Semenjak pandemi, banyak orang memilih untuk berbelanja berbagai produk kebutuhan sehari-hari lewat platform e-commerce. Praktis karena tak perlu beranjak dari rumah tapi pesanan bisa langsung sampai di rumah, sayangnya praktik ini juga memicu masalah sampah pengemasannya yang tidak sedikit.
Hal itupun menjadi salah satu concern Tokopedia dan UMKM yang mengusung prinsip berkelanjutan seperti TISOO. Merek tisu lokal yang memakai material serat bambu ini menjadi salah satu brand yang memastikan tidak ada pembungkus plastik dalam pengiriman produknya.
“Kami memakai serat bambu karena material ini terbarukan. Bambu bisa tumbuh dengan cepat, nggak perlu ditanam yang perlu buka lahan sampai timbul deforestasi, dan kami juga menanam bibit pohon mangrove untuk setiap pembelian produk TISOO,” jelas Stephannie Thian, founder Tisoo, di acara peluncuran gerakan Tokopedia Hijau di Menara Tokopedia, pada Rabu (14/12) siang.
Pilihan fashion berkelanjutan
Tak sekadar pilihan produk untuk kebutuhan sehari-hari, Tokopedia Hijau juga mengurasi berbagai jenama busana lokal yang mengusung prinsip berkelanjutan. Salah satunya yaitu KaIND, merek tekstil asal Pasuruan yang didirikan oleh Melie Indarto.Didirikan pada 2015, KaIND menggandeng sekitar 200 petani di Pasuruan untuk menghasilkan benang sutra fabrikasi dengan memanfaatkan budidaya ulat sutra eri. KaIND juga berupaya menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan pewarna alami di sebagian besar proses produksi serta membuat kolam untuk menampung air hujan yang digunakan untuk mencuci kain batik.
Produk KaIND juga mengusung produk yang 100% organik, biodegradable dan berasal dari material alami. Dengan mengedepankan prinsip zero waste, limbah produksi dari KaIND sangat sedikit dan tidak mencemari alam. KaIND juga berupaya agar sisa produk KaIND tetap bisa diolah kembali dengan teknik upcycle dan dijual dengan harga terjangkau.
“Berbeda dengan fast fashion yang berganti dengan cepat, we dont don’t do trends. Kami justru menciptakan style sendiri dengan inspirasi dari budaya yang kita punya di Pasuruan. Sebetulnya itu juga keunggulan mengusung batik dalam slow fashion, karena batik, tuh nggak harus ikut tren,”jelas Melie Indarto.
“Budaya kita itu sudah sangat sustainable, dengan batiknya yang dikerjakan dengan canting satu langkah demi satu langkah lainnya, juga wastra tenun dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang dikerjakan dengan tangan, jadi nggak pakai listrik bahkan, ya. Benar-benar man power,” sambungnya.
“Sedemikian rupanya kita punya budaya bangsa dengan prinsip keberlanjutan. Dan kalau kita bangga dengan semua itu, kita jadi nggak mudah tergoda dan melirik fast fashion,” pungkasnya.
Bantu UMKM bangun bisnis ramah lingkungan
Selain mengumpulkan UMKM hijau, ada berbagai program di dalam Tokopedia Hijau, salah satunya Program Edukasi Seller Hijau. Terdapat modul komprehensif untuk memandu penjual memulai dan membangun bisnis yang lebih ramah lingkungan, serta webinar, yang bisa diakses oleh penjual secara gratis.
Ada juga Program Inkubasi Seller Hijau yang terdiri dari serangkaian proses, seperti kelas intensif dan kampanye daring, untuk lebih memberdayakan penjual ramah lingkungan. Program, yang juga melibatkan social enterprise The Local Enablers ini, menyasar penjual dengan produk dan kemasan ramah lingkungan, serta usaha berkelanjutan yang berdampak pada sosial dan lingkungan.
“Di Program Inkubasi Seller Hijau Tokopedia, kami berperan sebagai fasilitator untuk berbagi wawasan serta praktik terbaik dalam menerapkan prinsip ramah lingkungan bagi para pelaku UMKM,” jelas Dr. Dwi Indra Purnomo, pendiri The Local Enabler.
Tokopedia juga menyediakan dana pembinaan Rp100 juta untuk tiga penjual ramah lingkungan terbaik dalam program ini. Pilih produk berkelanjutan dari beragam seller yang tergabung di Tokopedia Hijau di sini!
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels, Tokopedia