Perayaan Empat Dekade Samuel Wattimena
Bekerjasama dengan The Palace, desainer senior Samuel Wattimena menyajikan retrospeksi perjalanannya selama empat dekade.
1 Apr 2021


1 / 10
Sejak memenangi kompetisi Lomba Perancang Mode 1979, Samuel Wattimena hingga kini masih berkarier sebagai seorang desainer mode. Dengan karier yang terbentang sepanjang 40 tahun, Samuel selalu berupaya mendefinisikan apa itu gaya Indonesia melalui rancangan pakaiannya.

Samuel menggelar peragaannya secara virtual dengan diinisiasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan. Dalam tajuk “An Exotic Journey to Nusantara ,” Samuel mempersembahkan koleksi retrospeksinya dalam konsep sustainable fashion dan zero waste.

Kali ini, bekerjasama dengan The Palace, Samuel juga menyajikan koleksi perhiasan bertajuk Nusantara. Seri koleksi ini sendiri sudah memasuki tahun ke-4. Sejak  pertama kali meluncur di 2017. Bermula dari 20 model perhiasan seri Nusa, kini telah  mencapai 86 model perhiasan dari tambahan seri baru, yakni Anta dan Tara.

Koleksi ini sendiri terinpirasi dari siluet aksesoris tradisional Indonesia yang dihadirkan kembali dengan  tampilan modern tanpa meninggalkan roso dan filosofi yang memperkaya aksesoris  aslinya. Pada seri Nusa, Samuel Wattimena  terinspirasi dari siluet pending. Pending sebenarnya merupakan aksesoris pakaian  berbentuk kepala ikat pinggang yang awam dilihat pada pakaian tradisional Indonesia  bagian Barat, tepatnya Sumatera. 
 
Menurut Notty J Mahdi, antropolog dari Forum Kajian Antropologi Indonesia,  yang mendampingi The Palace dalam menelusuri filosofi dari setiap koleksi  Nusantara, menyampaikan pending biasa dipakai pada saat upacara pernikahan dan perayaan hari besar lainnya, seperti Imlek dan Cap Go Meh. Pada awalnya, pending berbentuk bulat atau oval dengan filosofi agar rezeki dan kebahagiaan terus berputar.  Dalam koleksi perhiasan Nusantara, perhiasan ini mewujud antara lain dalam bentuk  kalung dan gelang. 
 
Sedangkan, seri Anta terinspirasi oleh perhiasan khas Sumba, mamuli dan marangga,  yang mewakili warisan tradisi Indonesia bagian tengah. Mamuli berbentuk  menyerupai mata pena di bagian atasnya dan mengecil di bagian bawah dengan  aneka ornamen di sekitarnya. Mamuli dikenakan di telinga sekaligus menjadi  penanda identitas perempuan, kesuburan, rahim yang melahirkan generasi penerus. 
 
Dalam seri Tara, Samuel menggali inspirasi dari perhiasan yang dapat ditemukan  di Indonesia bagian timur, khususnya Maluku, yakni mas bulan base, belak, dan pepek soriti. Belak ialah tanda cinta laki-laki yang dibawa pada sang kekasih saat  melamar. Dalam seri ini diwujudkan dengan apik dalam aneka motif berlapiskan emas yang berpadu berlian. 
 
“Untuk ke depannya, kami sedang mengeksplorasi untuk menambah keindahan  koleksi ini dengan material Precious Stone seperti Rubi dan Saphir,” kata General Manager The  Palace Jeweler Jelita Setifa. Jelita menambahkan bahwa The Palace memenuhi kebutuhan orang yang  berbeda-beda, tetapi tetap dapat mempresentasikannya secara classy. Sebuah koleksi yang dapat dikenakan di manapun dengan gaya berpakaian  apapun dengan tetap mengedepankan keindahan bentuk dan warisan filosofi  Nusantara,kata Jelita.  (SJH) Foto: The Palace



 

 
 

 


Topic

Fashion

Author

DEWI INDONESIA