Memasuki area Beau di Panglima Polim, para tamu disambut dengan awan-awan putih yang menggantung dari langit-langit. Bau sedap masakan dari dapur yang setengah terbuka mengantarkan kami ke meja-meja kayu panjang yang tersusun di dalam. Di atasnya, deretan vas bunga dari silinder gelas transparan menampung beragam bunga segar warna putih, mulai dari mawar, lili, tulip, krisan, hingga peoni.
Rangkaian bunganya tidak ada yang seragam. Sesuai pesan dari undangan yang dikirimkan oleh Yuni Jie dan Claudia Halim, founders dari One Fine Sky, setiap tamu diminta untuk datang mengenakan koleksi One Fine Sky dan membawa 6 tangkai bunga segar berwarna putih. Bunga-bunga ini yang kemudian menjadi dekorasi di setiap meja dan sudut Beau Panglima Polim, dan menambah suasana keakraban dan kekeluargaan malam itu.
“Suasana malam ini ingin membawa Anda untuk merasakan dinner in the sky, di antara awan-awan,” ucap Yuni. Acara makan malam intim yang diadakan pada tanggal 27 November kemarin merupakan sebuah thank you dinner yang ditujukan bagi para kolaborator dan pihak-pihak yang sudah membantu One Fine Sky, yang disebut para Dreamers, sejak awal peluncuran One Fine Sky di tahun 2017. Para Dreamers yang hadir malam itu terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari selebritas, sosialita, desainer, hingga chef dan barista, seperti Rifat Sungkar, Andy F. Noya, Winda Malika Siregar, Talita Setyadi, Andini Effendi, Cisca Becker, Iwet Ramadhan, Axton Salim, dan Jason Leo.
Menu makan malam yang disajikan oleh Talita Setyadi dan Putri Mumpuni dari Beau malam itu diolah dari kelebihan bahan makanan atau food surplus, serta memakai bahan segar dari @panen_Abnormal, yakni sayuran dan buah yang berbentuk “tidak biasa” dan umumnya dibuang kerena sulit untuk dijual di pasar, padahal memiliki nutrisi yang sama baiknya dengan yang berbentuk “normal”. “Ini adalah food surplus atau upcycling dinner pertama yang diadakan di Indonesia,” ucap Talita yang menjelaskan bahwa Indonesia membuang setidaknya 60% bahan pangan padahal masih banyak orang-orang di negara ini yang kelaparan.
One Fine Sky sendiri lahir sebagai sebuah gerakan sosial untuk membantu pendidikan anak-anak kurang mampu. Setiap pembelian produk One Fine Sky, hasil penjualannya akan dikonversikan menjadi satu set seragam sekolah dasar. Berawal dari hanya menjual sebuah kemeja putih basic dengan patch kecil berbentuk awan One Fine Sky yang kini menjadi ikonis, One Fine Sky terus berkembang dan lewat kolaborasi dengan desainer dan selebritas seperti Adrian Gan, Didi Budiarjo, dan Reza Rahadian, menelurkan koleksi yang lebih beragam dari segi desain dan model.
Pada malam tersebut, Yuni dan Claudia mengumumkan dua orang Dreamers baru yang akan tampil di kampanye One Fine Sky, yakni Nicolas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Diluncurkan juga One Fine Sky Utility Collection yang berkolaborasi dengan Wastu, label milik Auguste Soesastro, dan Canaan Bali, yang digawangi oleh Emmelyn Gunawan. Kampanye terbaru One Fine Sky ini dijepret oleh fotografer Martin Westlake.
Auguste Soesastro mendesain sebuah jaket denim yang terbuat dari bahan denim sisa ekspor. Garis desain Auguste yang bersih dan tajam, selaras dengan tema Utilitarian dari koleksi One Fine Sky kali ini. Sementara Emmelyn Gunawan mendesain dua buah scarf bernuansa biru, dengan grafis yang menggambarkan matahari terbit dan matahari terbenam, serta sebuah tote bag kanvas berwarna putih. Seluruh koleksi ini tersedia dalam jumlah yang terbatas, yakni 300 buah untuk jaket denim Wastu, 50 buah untuk masing-masing scarf Canaan Bali, serta 100 buah untuk tote bag. (Margaretha Untoro) Foto: Dok. One Fine Sky
Rangkaian bunganya tidak ada yang seragam. Sesuai pesan dari undangan yang dikirimkan oleh Yuni Jie dan Claudia Halim, founders dari One Fine Sky, setiap tamu diminta untuk datang mengenakan koleksi One Fine Sky dan membawa 6 tangkai bunga segar berwarna putih. Bunga-bunga ini yang kemudian menjadi dekorasi di setiap meja dan sudut Beau Panglima Polim, dan menambah suasana keakraban dan kekeluargaan malam itu.
“Suasana malam ini ingin membawa Anda untuk merasakan dinner in the sky, di antara awan-awan,” ucap Yuni. Acara makan malam intim yang diadakan pada tanggal 27 November kemarin merupakan sebuah thank you dinner yang ditujukan bagi para kolaborator dan pihak-pihak yang sudah membantu One Fine Sky, yang disebut para Dreamers, sejak awal peluncuran One Fine Sky di tahun 2017. Para Dreamers yang hadir malam itu terdiri dari beragam latar belakang, mulai dari selebritas, sosialita, desainer, hingga chef dan barista, seperti Rifat Sungkar, Andy F. Noya, Winda Malika Siregar, Talita Setyadi, Andini Effendi, Cisca Becker, Iwet Ramadhan, Axton Salim, dan Jason Leo.
Menu makan malam yang disajikan oleh Talita Setyadi dan Putri Mumpuni dari Beau malam itu diolah dari kelebihan bahan makanan atau food surplus, serta memakai bahan segar dari @panen_Abnormal, yakni sayuran dan buah yang berbentuk “tidak biasa” dan umumnya dibuang kerena sulit untuk dijual di pasar, padahal memiliki nutrisi yang sama baiknya dengan yang berbentuk “normal”. “Ini adalah food surplus atau upcycling dinner pertama yang diadakan di Indonesia,” ucap Talita yang menjelaskan bahwa Indonesia membuang setidaknya 60% bahan pangan padahal masih banyak orang-orang di negara ini yang kelaparan.
One Fine Sky sendiri lahir sebagai sebuah gerakan sosial untuk membantu pendidikan anak-anak kurang mampu. Setiap pembelian produk One Fine Sky, hasil penjualannya akan dikonversikan menjadi satu set seragam sekolah dasar. Berawal dari hanya menjual sebuah kemeja putih basic dengan patch kecil berbentuk awan One Fine Sky yang kini menjadi ikonis, One Fine Sky terus berkembang dan lewat kolaborasi dengan desainer dan selebritas seperti Adrian Gan, Didi Budiarjo, dan Reza Rahadian, menelurkan koleksi yang lebih beragam dari segi desain dan model.
Pada malam tersebut, Yuni dan Claudia mengumumkan dua orang Dreamers baru yang akan tampil di kampanye One Fine Sky, yakni Nicolas Saputra dan Dian Sastrowardoyo. Diluncurkan juga One Fine Sky Utility Collection yang berkolaborasi dengan Wastu, label milik Auguste Soesastro, dan Canaan Bali, yang digawangi oleh Emmelyn Gunawan. Kampanye terbaru One Fine Sky ini dijepret oleh fotografer Martin Westlake.
Auguste Soesastro mendesain sebuah jaket denim yang terbuat dari bahan denim sisa ekspor. Garis desain Auguste yang bersih dan tajam, selaras dengan tema Utilitarian dari koleksi One Fine Sky kali ini. Sementara Emmelyn Gunawan mendesain dua buah scarf bernuansa biru, dengan grafis yang menggambarkan matahari terbit dan matahari terbenam, serta sebuah tote bag kanvas berwarna putih. Seluruh koleksi ini tersedia dalam jumlah yang terbatas, yakni 300 buah untuk jaket denim Wastu, 50 buah untuk masing-masing scarf Canaan Bali, serta 100 buah untuk tote bag. (Margaretha Untoro) Foto: Dok. One Fine Sky