Di saat perjamuan satu dekade JFW, dewi mengajak desainer Norma Hauri untuk berbincang-bincang seputar opininya terhadap Jakarta Fashion Week. Berikut adalah kutipan perbincangan dewi dengan Norma Hauri.
Awal mula tergabung dalam IFF?
Awalnya karena saya pernah mengadakan show di Jakarta Fashion Week tahun 2013. Itu adalah pertama kalinya Norma Hauri mengeluarkan koleksi ready to wear. Setelah itu kami dipanggil untuk interview dan tanpa diduga, saya mendapat kesempatan untuk masuk di IFF generasi ketiga.
Dampak IFF terhadap karier Anda?
Dampaknya signifikan. Saya mendapat ilmu tentang branding, dan kesempatan untuk ikut show di platform di luar negeri seperti Bangkok dan Jepang. Hal itu bagus untuk branding karena menambah pengalaman. Di Jepang kami mendapatkan pelatihan-pelatihan, sehingga banyak pengalaman dan ilmu yang saya dapatkan selama saya menjadi desainer di IFF.
Anggapan Anda tentang JFW yang menginjak tahun ke-10?
Bagi saya, tampil di JFW sebagai fashion desainer adalah sebuah kebanggaan karena ajang tersebut ialah perhelatan fashion akbar Jakarta. Adanya IFF juga berguna untuk memotivasi desainer-desainer lain untuk berkarya di program ini. Mereka antusias ikut serta dalam JFW karena bisa mendapatkan hal yang positif dari sisi branding.
Bagaimana opini Anda tentang dukungan JFW yang mengusung Modest Wear?
Sangat mendukung karena saya melihat modest wear mulai disertakan dalam proyek kolaborasi. Di Jakarta Fashion Week misalnya. Ada program Bina bersama Mandiri Art. Saya mengikuti program tersebut. Beberapa waktu lalu saya pergi ke Flores untuk mengunjungi para penenun dan membuat karya berdasar hasil kunjungan tersebut.
Kesibukan saat ini?
Saya sedang menyiapkan beberapa koleksi bridal, resort collection, dan satu menyiapkan prototipe hasil kunjungan ke Flores. Bagaimana caranya kain Nusantara ini bisa dipakai untuk para wanita modern. (WHY) Foto: Dok. dewi
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta