Plaza Indonesia kembali menjadi tuan rumah perhelatan bergengsi Plaza Indonesia Fashion Week 2024 yang diselenggarakan pada 2 Maret hingga 8 Maret di The Warehouse Plaza Indonesia dengan membawa keberagaman gaya, keindahan budaya, dan inovasi fashion. PIFW 2024 mengusung tema “Bigger, Better, & Bolder’ menjadi wadah untuk para penggemar mode, pelaku industri, dan para pencinta gaya untuk merayakan kemegahan dunia mode yang terus berkembang di tanah air dan mancanegara.
Kehadiran PIFW 2024 telah memberikan peluang pada desainer untuk mengekspresikan visi yang paling berani dan eksentrik untuk mendorong kemampuan kreativitasnya dalam setiap rancangan. Memulai melangkah dengan menghadirkan 31 show bersama 75 merek dan desainer ternama 756 model dengan 1044 penampilan. Dalam sorotan gemerlap dunia mode, acara ini memberikan panggung eksklusif bagi desainer dan merek terkemuka untuk memamerkan koleksi-koleksi terbaru yang mengagumkan.
Di hari pertama acara PIFW 2024 menampilkan kids wear peragaan busana untuk anak-anak dari merek terkenal seperti Marks & Spencer kids, Zara Kids, Mothercare, Gingersnaps, Oadkids, dan Bimbi. Berbagai macam koleksi terbaru yang menampilkan koleksi ready to wear untuk edisi Ramadhan. Pada malam penutupan pagelaran PIFW 2024 ditutup secara apik oleh dua desainer ternama yaitu Adrian Gan dan Sejauh Mata Memandang. Dengan menunjukkan koleksi kolaborasi spesial Sejauh Mata Memandang dan Adrian Gan yang bertajuk “Antaratantrya. Koleksi Antaratantrya menampilkan berbaga macam pakaian sehari-hari dengan sentuhan siluet adibusana dengan desain bergaya kontemporer terdiri dari atasan kemeja, crop top, jaket, gaun panjang, rok, dan 27 tampilan celana.
Keberlanjutan di Dunia Mode
Tak hanya sekadar ajang mode biasa, dengan penuh antusias PIFW 2024 merangkul prinsip keberlanjutan dalam dunia mode sebagai wujud nyata komitmen terhadap praktik ramah lingkungan. Untuk membuktikan bahwa mode bisa menjadi sarana mendukung kesadaran akan lingkungan dan memberikan nilai-nilai positif melalui desain busana-busana yang memukau. Akhirnya, PIFW 2024 menujukkan koleksi busana ikonik dengan sentuhan keberlanjutan dari para desainer terkemuka seperti Adrie Basuki dan Yosafat Dwi Kurniawan.
Adrie Basuki membawa tema ‘Intersection’ dalam karya mode dengan menggambarkan perpaduan budaya dan harmoni budaya yang memberikan makna mendalam bagi generasi muda. Desain yang sederhana namun anggun, menggabungkan keindahan tradisional wastra Indonesia dengan nuansa modern agar menciptakan daya tarik yang tak terlupakan. Gaun panjang yang dirancang dengan detail renda bermotif bunga dan dipadukan dengan model kardigan menghadirkan pesona yang menakjubkan. Tidak hanya menawan semata, namun juga mengedepankan keberlanjutan dengan penggunaan bahan Tenun Baduy dan Tenun Garut yang dikombinasikan dengan kain "Marmer" zero waste, sebuah langkah positif dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan perempuan Indonesia. Adrie Basuki berharap suatu saat "Kain Marmer" akan menjadi kebanggaan Indonesia sebagai salah satu kain daur ulang yang unggul.
Yosafat Dwi Kurniawan menghadirkan koleksi “Fall 2024 Collection: Craft” yang penuh dengan detil dan manipulasi tekstil yang cemerlang. Dengan membawa teknik-teknik yang sudah pernah dijelajahi sebelumnya, seperti Hand woven shifting (Spring 2013), dan Beading as Seams (Spring 2014) Teknik Foiling (Spring 2016), Bleach Denim (Spring 2018), dan Cristal Beading (Fall 2017). Yosafat berhasil menciptakan busana yang dapat memikat perhatian pada saat peragaan busana PIFW 2024 berupa sweater yang dihiasi manik-manik berlian yang berkilauan dan rok dengan motif unik menciptakan kesan sederhana namun terlihat mewah. Meski masih dalam perjalanan untuk mencapai kesempurnaan keberlanjutan, Yosafat Dwi Kurniawan telah menunjukkan komitmen untuk menciptakan busana yang lebih berkelanjutan.
Kolaborasi Perancang Busana
Acara PIFW 2024 semakin meriah ketika menampilkan peragaan busana dari para desainer ternama yang berkolaborasi untuk menciptakan koleksi yang menginspirasi dan spektakuler. Salah satu kolaborasi yang menarik perhatian di musim baru adalah Batik Keris x Wilsen Willim dengan bertajuk ‘Sebelum Terbakar Menjadi Asap.’ Koleksi ini menyuguhkan sentuhan wastra dalam karyanya dengan memamerkan 20 tampilan busana siap pakai yang dipadukan dengan batik koleksi dari Batik Keris. Wilsen Willim memilih batik tulis dan cap bercorak klasik, batik pesisir Cirebon, dan batik hokokai yang menggabungkan kekayaan budaya Jepang dan Jawa. Penggunaan bahan dasar katun prisima yang dijadikan dalam potongan rok, sarung, dan atasan kemeja atau luaran. Desain busana tradisional Indonesia yang dikemas secara kontemporer seperti Beskap, Surjjan, Kebaya Janggan, Kebaya Kutu Baru, dan Kebaya Kartini. Sebuah busana yang memberikan efek lipit, drapery, serut dan volume yang dramatis terlihat eksentrik. Pemilihan warna netral seperti hitam, biru gelap, dan kelabu untuk menonjolkan corak batik yang memesona.
Putri Larasati
DOK. DEWI