Merak Ngibing
Batik ini menghadirkan pola tradisional Garut. Menampilkan sepasang burung merak yang sedang menari, disusun miring menyerupai lereng.
Tiga Negeri
Batik yang isen (melengkapi), pola dan warnanya dibuat di tiga kota berbeda. Satu jenis batik bisa menampilkan kombinasi keterampilan dan ciri khas perwujudan yang berasal dari tiga pusat batik.
Truntum
Menampilkan sebuah lukisan bitang-bintang di langit kelam. Motif ini diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) yang memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Sang ratu menciptakan motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum).
Sri Narendra
Batik ini memiliki motif Parang rusak dengan simbol dari keraton Solo yang pada awalnya hanya boleh dikenakan oleh Raja dan kerabat Raja, karenanya batik tulis ini menjadi sangat langka. Motif Temurun Sri Narendra memiliki makna "Bertahtanya Raja berwangsa Mataram"
Pisang Bali
Disebut juga sebagai Pisan Bali, kata itu memiliki makna "kembali lagi". Batik ini biasa diberikan seorang kekasih pada pasangannya yang akan berpergian jauh, dengan maksud agar mereka kembali lagi. Batik ini melambangkan harapan, doa, dan keselamatan. (AU) Foto: Camille Bismonte (unsplash), Dok. Dewi.
Author
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia