Indonesia merupakan Negeri yang kaya akan karya dan budayanya, serta menawarkan banyak keindahan alam. Seiring berjalannya waktu, budaya terlihat seakan-akan sudah mulai pudar, seperti yang kita ketahui budaya merupakan identitas suatu bangsa. Berdasarkan itu pada 29 April 2021 PT. Toba Tenun Sejahtera dengan bangga mempersembahkan peluncuran brand terbaru yaitu BORU. Brand BORU membawakan konsep yang timeless, ethical, dan sustainable dengan membawakan nilai budaya Batak, Sumatra Utara.
Untuk memadukan aspek budaya dan mode, BORU bersinergi dengan sejumlah pengrajin tradisional dan desainer muda. BORU berkomitmen menjaga lingkungan agar tetap indah dan sehat, kesejahteraan pengrajin, untuk menghasilkan perputaran ekonomi yang terus berkembang. Untuk metode produksi BORU mengambil metode slow fashion.
Fast Fashion menggunakan bahan campuran kimiawi yang sulit terurai, seperti poliester, yang pada akhirnya akan menghasilkan mikroplastik yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Sementera itu slow fashion menggunakan bahan yang produksi yang ramah lingkungan dan lebih awet. Untuk menunjukkan komitmennya, BORU menggunakan benang dengan komposisi 100% katun dan pewarna alami. Jika fast fashion merupakan model bisnis dengan sistem produksi massal berbiaya rendah untuk memproduksi tren mode terkini, slow fashion justru sebaliknya.
Boru, sebagai Ethical Brand yang terinspirasi dari Budaya
‘Boru’ dalam bahas Batak yang berarti anak perempuan atau putri. Melalui makna ini, brand Boru ingin menuturkan pesan mengenaii identitas warisan individu. Saat ini terdapat pergeseran dalam gerakan yang dilakukan oleh perempuan muda Batak. Oleh karena itu, brand BORU mengangkat tema tentang kemandirian mereka.
Perjalanan BORU dimulai dari Desember 2020 terlahir sebagai brand pakaian ready-to-wear yang diproduski dengan metode slow fashion. Arti dari slow fashion ialah penggunaan bahan eco-friendly dalam produksinya.
Dengan ini BORU menempatkan diri sebagai ethical brand yang memadukan aspek budaya dan aspek lingkungan hidup. Ciri khas BORU adalah kain-kain tenun bermotif budaya Batak dengan sumber daya alam. BORU dikembangkan oleh pengrajin dan UMKM di beberapa daerah Sumatra Utara. Setiap pembeliannya dapat mempengaruhi lingkungan dan komunitas asal kain tenun tersebut.
Kain tenun asal Sumatra Utara akan menjadi ciri khas untuk BORU. Bahan tenun yang merupakan hasil dari pengrajin tenun tradisional yang dibina oleh BORU dan memiliki peran pentang dalam memproduksi kain tenun bermotif ulos dengan craftsmanship yang mengikuti cara lama. Untuk langkah awal, BORU menggunakan unsur budaya dari etnis Batak Toba, esensi dari motif ulos, yang telah dikombinasi dengan corak baru dan mondernisasi dan tetap menjaga unsur budaya.
Kelahiran resmi dari Koleksi Sindar
Sindar merupakan koleksi pakaian dan aksesoris pertama yang telah resmi diluncurkan oleh BORU. Arti dari ‘Sindar’ yaitu ‘Sinar’. Kata ‘Sindar’ terpilih karna memiliki makna yang seakan-akan menjadi cahaya kecil untuk orang disekitar dan menjadi bagian siklus ekonomi karya lokal. Motif dalam koleksi ini melambangkan arti penting pada budaya Batak, yaitu ‘sinar’, ‘harapan’, dan ‘rumah’. Pola pada kain tenun yang digunakan terinspirasi dari konsep Mataniari (‘penghidupan’), dan Gorga siTagan (‘saling menolong’).
Sindar memiliki 3 kategori utama, yaitu yang pertama Sindar Singgah yang merupakan koleksi indoor, yang kedua Sindar Binar yang merupakan koleksi outdoor, dan yang ketiga Sindar Cita yang merupakan koleksi khusus untuk perempuan. Sindar menampilkan gaya casual yang down-to-earth. Corak netral dan indah terlihat modern. Koleksi ready-to-wear dengan pilihan untuk wanita dan unisex sangat cocok dipakai dalam keseharian.
Sindar turut hadir dengan aksesori. Masker dan hand sanitizer hadir untuk melindungi kesehatan, serta pouch, stationery pouch, agenda cover, dan gym bag yang praktis. Untuk pelengkap rumah, Sindar menghadirkan aksesori pillow cover. Koleksi sindar tidak hanya terlihat indah dipakai di badan, tetapi terlihat menawan untuk dibawa dan menghiasi rumah. (SHM)
Untuk memadukan aspek budaya dan mode, BORU bersinergi dengan sejumlah pengrajin tradisional dan desainer muda. BORU berkomitmen menjaga lingkungan agar tetap indah dan sehat, kesejahteraan pengrajin, untuk menghasilkan perputaran ekonomi yang terus berkembang. Untuk metode produksi BORU mengambil metode slow fashion.
Fast Fashion menggunakan bahan campuran kimiawi yang sulit terurai, seperti poliester, yang pada akhirnya akan menghasilkan mikroplastik yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan. Sementera itu slow fashion menggunakan bahan yang produksi yang ramah lingkungan dan lebih awet. Untuk menunjukkan komitmennya, BORU menggunakan benang dengan komposisi 100% katun dan pewarna alami. Jika fast fashion merupakan model bisnis dengan sistem produksi massal berbiaya rendah untuk memproduksi tren mode terkini, slow fashion justru sebaliknya.
Boru, sebagai Ethical Brand yang terinspirasi dari Budaya
‘Boru’ dalam bahas Batak yang berarti anak perempuan atau putri. Melalui makna ini, brand Boru ingin menuturkan pesan mengenaii identitas warisan individu. Saat ini terdapat pergeseran dalam gerakan yang dilakukan oleh perempuan muda Batak. Oleh karena itu, brand BORU mengangkat tema tentang kemandirian mereka.
Perjalanan BORU dimulai dari Desember 2020 terlahir sebagai brand pakaian ready-to-wear yang diproduski dengan metode slow fashion. Arti dari slow fashion ialah penggunaan bahan eco-friendly dalam produksinya.
Dengan ini BORU menempatkan diri sebagai ethical brand yang memadukan aspek budaya dan aspek lingkungan hidup. Ciri khas BORU adalah kain-kain tenun bermotif budaya Batak dengan sumber daya alam. BORU dikembangkan oleh pengrajin dan UMKM di beberapa daerah Sumatra Utara. Setiap pembeliannya dapat mempengaruhi lingkungan dan komunitas asal kain tenun tersebut.
Kain tenun asal Sumatra Utara akan menjadi ciri khas untuk BORU. Bahan tenun yang merupakan hasil dari pengrajin tenun tradisional yang dibina oleh BORU dan memiliki peran pentang dalam memproduksi kain tenun bermotif ulos dengan craftsmanship yang mengikuti cara lama. Untuk langkah awal, BORU menggunakan unsur budaya dari etnis Batak Toba, esensi dari motif ulos, yang telah dikombinasi dengan corak baru dan mondernisasi dan tetap menjaga unsur budaya.
Kelahiran resmi dari Koleksi Sindar
Sindar merupakan koleksi pakaian dan aksesoris pertama yang telah resmi diluncurkan oleh BORU. Arti dari ‘Sindar’ yaitu ‘Sinar’. Kata ‘Sindar’ terpilih karna memiliki makna yang seakan-akan menjadi cahaya kecil untuk orang disekitar dan menjadi bagian siklus ekonomi karya lokal. Motif dalam koleksi ini melambangkan arti penting pada budaya Batak, yaitu ‘sinar’, ‘harapan’, dan ‘rumah’. Pola pada kain tenun yang digunakan terinspirasi dari konsep Mataniari (‘penghidupan’), dan Gorga siTagan (‘saling menolong’).
Sindar memiliki 3 kategori utama, yaitu yang pertama Sindar Singgah yang merupakan koleksi indoor, yang kedua Sindar Binar yang merupakan koleksi outdoor, dan yang ketiga Sindar Cita yang merupakan koleksi khusus untuk perempuan. Sindar menampilkan gaya casual yang down-to-earth. Corak netral dan indah terlihat modern. Koleksi ready-to-wear dengan pilihan untuk wanita dan unisex sangat cocok dipakai dalam keseharian.
Sindar turut hadir dengan aksesori. Masker dan hand sanitizer hadir untuk melindungi kesehatan, serta pouch, stationery pouch, agenda cover, dan gym bag yang praktis. Untuk pelengkap rumah, Sindar menghadirkan aksesori pillow cover. Koleksi sindar tidak hanya terlihat indah dipakai di badan, tetapi terlihat menawan untuk dibawa dan menghiasi rumah. (SHM)