Jakarta Fashion Week (JFW) tidak hanya menghadirkan runway spektakuler yang menampilkan tren terbaru, tetapi juga menawarkan panggung diskusi yang membahas berbagai aspek menarik seputar dunia mode. JFW Center Stage, sebuah rangkaian talkshow yang akan digelar selama JFW pada 21-27 Oktober 2024, bertujuan menciptakan ruang diskusi yang mendalam tentang berbagai topik terkini dalam industri fashion, salah satunya yaitu "How to Get a Model-Fit: Q&A with the Experts,"
Pada sesi talkshow tersebut, para pembicara membahas tentang tentang diet, kebugaran, dan persiapan fisik seorang model. Sesi ini menghadirkan Elsa Hilman, seorang model sekaligus dietitian, Charlie Shirataki, seorang content creator dengan pengalaman pribadi dalam menurunkan berat badan, dan Panca Makmun, sosok ternama sebagai casting director dan fashion choreographer JFW.
Di dunia fashion yang penuh tuntutan, menjaga keseimbangan fisik dan mental menjadi prioritas utama untuk sukses. Konsistensi, kesadaran akan pola makan, serta menemukan metode yang tepat jadi kunci utama diet, kebugaran, dan persiapan fisik seorang model.
Membongkar Mitos Dunia Modeling
Elsa, dengan pengalamannya sebagai model dan ahli gizi, membuka sesi dengan membahas salah satu mitos paling populer namun menyesatkan di industri fashion: model yang makan tisu. Meskipun mitos ini memang pernah terjadi di Eropa pada era 1990-an, Elsa menegaskan bahwa praktik ini tidak pernah ada di Indonesia, apalagi di panggung besar seperti JFW. Elsa, yang dulunya juga merupakan model di JFW pada tahun 2016 sebelum beralih profesi menjadi seorang dietician, memberikan pandangan tentang bagaimana para model di JFW tetap menikmati makanan bergizi dan seimbang.
“Diet bukan berarti mengeliminasi satu kelompok makanan. Karbohidrat, protein, serat, dan lemak semuanya penting, tetapi porsinya harus sesuai dengan kebutuhan tubuh,” ujar Elsa.
Elsa kemudian membagikan prinsip dasar diet yang benar, mengingatkan bahwa kunci dari pola makan sehat adalah keseimbangan. Ia juga menekankan pentingnya kesadaran dalam proses makan, karena aktivitas multitasking, seperti menonton sambil makan, bisa membuat sinyal kenyang dari lambung ke otak terganggu, sehingga sulit mengetahui kapan harus berhenti makan.
Tuntutan Diet di Dunia Model
Panca Makmun, sebagai casting director dan fashion choreographer JFW, memberikan wawasan tentang tuntutan diet bagi para model. Menurutnya, ada ukuran-ukuran tertentu yang menjadi standar dalam industri fashion, termasuk lingkar pinggang dan proporsi tubuh lainnya. Namun, ia menekankan bahwa setiap model harus menemukan metode diet yang paling cocok dengan tubuh mereka.
“Saya sering minta model untuk menurunkan berat badan, tapi selalu saya katakan, cari cara yang nyaman dan sehat buat kamu. Jangan sampai merugikan kesehatanmu,” ujar Panca.
Panca juga menyoroti bahwa tuntutan untuk menurunkan berat badan bukan hanya demi acara JFW, tetapi juga demi karir jangka panjang para model. Permintaan dari para desainer seringkali mengharuskan model untuk memenuhi ukuran tubuh tertentu, namun hal ini juga membuka peluang besar bagi mereka untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan setelahnya.
Diet Sehat dengan Nasi Shirataki
Charlie, yang berhasil menurunkan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat, dengan antusias menceritakan perjalanannya. "Awalnya, saya tidak punya tujuan khusus untuk diet," ujarnya. "Namun, setelah mencoba nasi shirataki secara rutin, saya mulai merasakan perubahan yang signifikan pada berat badan saya."
Dengan nada penuh semangat, Charlie mengungkapkan bahwa ia berhasil menurunkan berat badan dari 84 kg menjadi 71,2 kg hanya dalam dua bulan. "Kuncinya adalah konsistensi," tegasnya. "Dengan mengganti sebagian nasi putih dengan nasi shirataki, saya merasa lebih kenyang tanpa harus mengurangi porsi makan."
Namun, Charlie juga mengingatkan bahwa nasi shirataki bukanlah obat ajaib untuk menurunkan berat badan. "Banyak orang mengira bahwa nasi shirataki secara otomatis akan membuat kita kenyang lebih lama," jelasnya. "Padahal, rasa kenyang itu lebih dipengaruhi oleh kandungan protein dan serat dalam makanan."
Elsa, sebagai ahli gizi, kemudian memberikan penjelasan ilmiah mengenai hal ini. "Protein dan serat memang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh dibandingkan karbohidrat dan lemak," ujarnya. "Hal inilah yang membuat kita merasa kenyang lebih lama setelah mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dan serat."
Namun, Elsa juga mengingatkan pentingnya kebiasaan makan yang sehat. "Meskipun nasi shirataki memiliki banyak manfaat, kita tidak boleh mengandalkan makanan ini saja," tegasnya. "Pola makan yang seimbang, olahraga teratur, dan cukup istirahat tetap menjadi kunci untuk menjaga kesehatan tubuh."
Teks: Riza Arya (FLUI Media)
Editor: Mardyana Ulva
Foto: dok. FLUI Media
Topic
JFW 2025Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta