Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober 2023, menjadi hari kebanggan Indonesia. Perayaan warisan penuh tradisi ini diwujudkan menjadi pagelaran Istana Berbatik yang diselenggarakan di Istana Merdeka, Jakarta. Pergelaran busana ‘Istana Berbatik’ menjadi kelanjutan dari pertunjukkan ‘Istana Berkebaya’ yang sama-sama merayakan wastra budaya Indonesia. Bersama dengan Jakarta Fashion Week, Istana Berbatik turut menghadirkan pergelaran busana dan parade batik karya 6 desainer Indonesia sekaligus menjadi momentum penting sebagai pengingat akan indahnya warisan mode leluhur Nusantara.
Sederet tokoh politik, keluarga kerajaan, seniman, selebriti, dan atlet, turut meramaikan acara ini dalam balutan batik bersiluet kontemporer. Salah satu tokoh kerajaan yang menghadiri acara ini adalah perwakilan Puro Mangkunegaran yang dihadiri oleh Rania M. Yamin, Dinar Wanti Kadarisman, dan Rifa Hendriani Fauzie. Rania merepresentasikan gadis remaja Puro Mangkunegaran dengan pakaian kebaya Kartini dan batik motif parang, Wanti Kadarisman mengenakan kebaya resepsi Raja Putri Mangkunegaran dan kain batik Iwan Tirta Prada, sedangkan Rifa mengenakan kebaya beludru dan kain batik motif parang untuk resepsi pernikahan mantu raja.
Batik merupakan warisan asli Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Kesenian batik mulai dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga mencapai puncaknya, yaitu pada zaman Kerajaan Islam. Awalnya, kegiatan membatik dan kain batik sendiri hanya terbatas di kalangan keraton saja. Batik dihasilkan untuk pakaian keluarga kerajaan, bangsawan dan para pembesar. Namun, seiring berjalannya waktu, kesenian membatik ditiru oleh rakyat biasa dan menjadi pekerjaan lazim kaum perempuan di masa itu. Meskipun batik telah meluas hingga kalangan rakyat biasa, motif batik dibedakan antara yang hanya boleh digunakan oleh kalangan bangsawan dan kalangan rakyat biasa. Motif batik bahkan telah berasimilasi dengan berbagai kebudayan asing, menjadi corak batik baru dengan warna yang lebih beragam.
Sebagai salah satu peninggalan kebanggan Indonesia, Istana Merdeka menghadirkan sederet koleksi batik yang bertransformasi menjadi rancangan bersiluet kontemporer dan modern. Koleksi batik yang dihadirkan merupakan persembahan dari beberapa desainer ternama tanah air, mulai dari Danar Hadi, Iwan Tirta, Oscar Lawalata, Era Soekamto, Ansoe, dan BINHouse.
Danar Hadi
Danar Hadi memulai perjalanannya sebagai usaha kecil yang didorong oleh rasa cinta mereka terhadap Batik, dan kini mereka adalah salah satu rumah Batik yang ternama di Indonesia yang menghadirkan berbagai macam desain Batik yang bisa dipakai dalam keseharian masyarakat Indonesia. Danar Hadi terkenal akan rancangan busananya yang menggunakan corak Batik Solo. Koleksi-koleksi mereka bisa bisa dilihat di Rumah Batik Danar yang sekarang menjadi perpaduan cagar budaya dan museum batik di Solo.
Di Istana Berbatik kali ini, Danar Hadi hadir untuk menampilkan koleksi mereka dan dipadukan dengan aksesori rancangan Manjusha, sepatu perempuan oleh Rajnik, dan sepatu laki-laki oleh Mario Minardi.
Iwan Tirta
Iwan Tirta Private Collection adalah salah satu rumah mode tertua di Indonesia yang berspesialisasi dalam desain Batik. Dibangun oleh Iwan Tirta pada tahun 1960, Iwan Tirta telah memamerkan koleksinya kepada orang-orang ternama di luar Indonesia seperti mantan Perdana Menteri Inggris, Margaret Tatcher, dan mantan Ibu Negara Amerika Serikat, Nancy Reagan. Hingga saat ini, Iwan Tirta Private Collection terus menjunjung tinggi visi dan kreativitas Iwan Tirta dalam setiap koleksi Batik yang dipamerkan oleh brand tersebut. Label perhiasan Manjusha dan label sepatu perempuan, Rajnik, menjadi pelengkap sempurna untuk koleksi yang megah ini.
Oscar Lawalata Couture
Berawal dari keinginan Asha Darra untuk menghidupkan pesona batik di Indonesia, Oscar Lawalata Culture menjadi salah satu nama yang menyebarkan nama batik di kalangan dunia fashion internasional. Masing-masing desain mereka dijahit dengan tangan, menghasilkan pakaian yang dibuat secara unik dengan kualitas pengerjaan yang sangat baik. Rancangan Oscar Lawalata juga dilengkapi oleh perhiasan klasik lokal dari Tulola dan sepatu perempuan dari Rajnik.
Ansoe
Didirikan oleh Andika Pramudya & Satria Soewiryo, Ansoe terkenal akan rancangannya yang menggunakan teknik adibusana dan detail rumit. Ansoe mengaplikasikan teknik khas rancangannya ini dengan bahan wastra Indonesia, sehingga tercipta koleksi megah nan mewah. Batik Solo dari koleksi mereka yang dinamakan “Sembadra” menjadi bintang dari rancangannya di Istana Berbatik. Dengan motif flora berwarna bumi, Ansoe berhasil menghidupkan kembali wastra sarat tradisi dalam siluet yang kontemporer. Desain aksesori, Rinaldy Yunardi dan sepatu perempuan, Rajnik menciptakan impresi mewah pada keseluruhan koleksi Ansoe.
BINHouse
BINHouse kembali hadir di Istana Berbatik dengan desainnya yang klasik dan tak lekang oleh waktu. BINHouse telah mendapatkan reputasi atas kreasi indahnya yang menampilkan palet warna yang mempesona dan cerah. Setiap karya menceritakan kisah budaya dan kreativitas, memadukan gaya modern dengan keanggunan Batik. Mereka terus mengeluarkan koleksi-koleksi yang berani dan bersinar, meninggalkan kesan mendalam bagi para pecinta mode di Indonesia dan seluruh dunia. Label aksesori Manjusha semakin menonjolkan keunikan dari kreasi BINHouse.
Era Soekamto
Era Soekamto hadir membawa koleksinya yang dinamakan “Adi Manungsa” di Istana Berbatik kali ini. Di koleksi ini, mereka menggambarkan sebuah gambaran manusia yang mengenal jati dirinya yang sejati. Desain mereka dikenal cukup rumit dan mengalir melalui rangkaian kain yang panjang, setiap detailnya ditulis dengan tangan. Era Soekamto selalu bermain dengan warisan dan sejarah Indonesia, dengan perpaduan konsep intelektual yang dituangkan dalam setiap koleksinya. Perpaduan harmonis antara rancangan khas Era Soekamto dan koleksi aksesori surealis dari Rinaldy Yunardi menciptakan sederet visual sarat estetika dan tradisi.
Koleksi para desainer Indonesia yang ditampilkan dalam acara Istana Berbatik ini menjadi pengingat jika batik akan terus berevolusi dan bertransformasi menjadi ragam bentuk dan gaya yang tak akan lekang oleh waktu. Pelestarian budaya berbatik ini juga sekaligus menjadi salah satu melestarikan nilai tradisi dan pesan moral budaya secara turun menurun di Indonesia. Selamat hari batik nasional!
Penulis: Amira Athaia Humaira & Elizabeth Alicia terisno
Editor: Carra Nethania
Foto: DOK. DEWI