Kampanye fashion tidak selalu soal bagaimana mengedepankan produk untuk mendobrak angka penjualan. Yang dilakukan Louis Vuitton justru bertolak belakang dengan hal tersebut. Setiap tahunnya Louis Vuitton secara jelas membuat pesan semangat dan presentasi brand menjadi lebih dimaknai melalui kampanye yang pendekatannya tidak meranah pada produk semata.
Semangat seni bepergian atau ‘art of travel’ yang diusung mewarnai kampanye tahunan untuk melingkupi Louis Vuitton sebagai rumah mode, bukan presentasi koleksi musiman seperti pada umumnya. Biasanya, kampanye yang disampaikan oleh Louis Vuitton merupakan citra bepergian yang digambarkan lewat foto panorama yang melibatkan emosi.
Bepergian seiring dengan perjalanan waktu ke berbagai lanskap dan perbatasan dunia menciptakan rasa penasaran alamiah soal cerita di baliknya. Bepergian artinya melampaui eksplorasi secara fisik dari suatu destinasi untuk memberikan introspeksi terhadap jiwa. Inilah yang menjadi pesan utama dari kampanye brand tahun ini.
Dibalut secara mengagumkan oleh fotografer Viviane Sassen dengan lokasi lanskap Milos di Yunani, Petra dan Wadi Rum di Yordania, dan Mont Saint-Michel di Prancis. Dengan talenta anak-anak lokal yang membintangi kampanye berlatar kecantikan pemandangan hingga membawa imajinasi berkelana ke masa lampau, kini, dan mendatang.
Tak lupa, koleksi peti kemas Louis Vuitton juga dipamerkan sebagai bagian dari citra diri yang tak terlepaskan. Dari sanalah perjalanan Louis Vuitton bermula, menuju dunia penuh optimisme yang tak mengenal batas. (JE) Foto: Louis Vuitton.