Ada yang special di perayaan Hari Batik Nasional kali ini. Tak sekadar menggelar selebrasi, Yayasan Batik Indonesia (YBI) juga mengusung Batik Gedog Tuban sebagai ikon Hari Batik Nasional 2024 (HBN24). Febriana Feramitha, Ketua Panitia Pelaksana HBN24, mengatakan bahwa pemilihan batik asli Tuban, Jawa Timur ini didorong oleh alasan batik Gedog Tuban sebagai salah satu warisan budaya yang langka di Indonesia.
“Batik Gedog Tuban memiliki proses pembuatan yang unik. Pengerjaannya masih menggunakan benang katun yang dipintal dari tanaman kapas yang tumbuh subur di Tuban, dan ada nilai akulturasi budaya juga di dalamnya,” jelas Febriana.
Febriana juga menyebut keunikan Batik Gedog Tuban lainnya, yaitu sebagai salah satu dari enam batik yang telah mendapat Indikasi Geografis (IG). Termasuk yang telah mendapat IG antara lain Batik Nitik, Batik Besurek, Batik Complongan, Batik Sarung Pekalongan, Batik Lasem.
Batik Gedog Tuban: Akulturasi Budaya Tiongkok
Batik Gedog Tuban merupakan wujud batik lokal dengan pengaruh budaya Tiongkok yang ditampilkan lewat motif burung hong (phoenix). Akulturasi budaya tersebut dipicu oleh posisi Tuban yang di pesisir, sehinga ia menjadi pintu masuk pendatang asal Negeri Tirai Bambu di masa lalu.Dulunya, Batik Gedog Tuban hanya dikenakan di upacara-upacara tradisional yang disakralkan masyarakat Tuban, seperti sedekah bumi, pernikahan, dan pemakaman. Namun seiring perkembangan zaman, penggunaan batik tulis ini mengalami perluasan. Tak hanya dipakai sebagai busana, tetapi juga sebagai dekorasi seperti untuk taplak meja dan hiasan dinding.
Dibuat oleh Perajin Batik di Tuban
Proses pembuatan Batik Gedog Tuban masih menggunakan benang katun yang dipintal dari tanaman kapas yang tumbuh subur di Tuban. Kain ini ditenun dengan alat tenun gedog sederhana yang dikerjakan oleh tangan-tangan terampil penduduk asli Tuban di Desa Kerek.Ciri khas Batik Gedog Tuban adalah tekstur kainnya yang kasar dan tebal, karena benang katunnya juga tebal. Menariknya, tradisi pembuatan batik ini diwariskan secara turun-temurun, khususnya di kalangan perempuan, menjadikan Batik Gedog Tuban sebagai bagian integral dari budaya masyarakat Tuban.
Indikasi Geografis Batik Gedog Tuban
Batik Gedog Tuban merupakan salah satu batik yang telah mendapat Indikasi Geografis (IG). Ibarat sebuah lencana, IG menunjukkan bahwa suatu barang atau produk berasal dari daerah tertentu, dengan faktor lingkungan geografis, baik alam maupun manusia, telah memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik unik pada produk tersebut.“IG berperan penting dalam mendukung budaya asli Indonesia. Dengan memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap produk-produk lokal, IG membantu menjaga kelestarian tradisi dan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun,” jelas Komarudin Kudiya - Ketua Dewan Pakar YBI - Pemerhati IG.
Menurut Komarudin, IG juga mendorong pengembangan ekonomi kreatif di daerah. Selain itu, IG meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global, dan memperkuat identitas budaya Indonesia di mata dunia.
***
Hari Batik Nasional dirayakan pada 2 Oktober setiap tahunnya. Bertajuk “Bangga Berbatik” HBN24 akan diselenggarakan pada tanggal 2-6 Oktober 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. HBN24 hadir dengan berbagai macam acara, termasuk di antaranya yaitu peragaan busana, program wicara yang membahas mengenai sejarah, filosofi, dan perkembangan batik di Indonesia serta pergelaran musik.
Sebagai puncak acara, akan diselenggarakan pula Hari Batik Fun Run and Walk, pada Minggu, 6 Oktober 2024, di Plaza Sudirman Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta. Kegiatan jalan santai ini juga merupakan penggalangan dana melalui donasi untuk mendukung kegiatan YBI dalam melindungi, melestarikan, mengembangkan dan memasyarakatkan batik. (MAR)
Topic
BatikAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia