Lewat unggahannya di akun Instagram Gucci, Alessandro Michelle mengumumkan rumah mode yang ia kepalai itu akan meninggalkan sistem fashion musiman konvensional yang diusung sejak lama. “Maka dari itu saya memutuskan untuk meninggalkan ritual musiman lama yang telah lapuk dan berusaha menentukan irama baru yang sejalan dengan panggilan ekspresif saya,” tulis Alessandro.
Lebih lanjut, Alessandro menyatakan Gucci hanya akan merilis koleksi atau menggelar peragaan sebanyak dua kali setahun, “Untuk membagikan cerita dan bagian yang baru,” kata sang pengarah kreatif. Ini juga mengindikasikan Gucci akan menggelar peragaan atau merilis koleksi tanpa jadwal yang ajeg.
Pernyataan Alessandro ini menyusul sikap Saint Laurent yang juga menyatakan diri akan menevaluasi dan merancang ulang jadwal peragaan dan rilis koleksi mereka. Baik Saint Laurent dan Gucci yang berada dalam naungan perusahaan ritel premium, Kering, menjadikan momen pasca-pandemi ini sebagai akselerator untuk mengubah sistem operasional mereka supaya lebih berkesinambungan dengan alam.
CEO Kering, Francois-Henri Pinault merupakan salah satu penggagas Fashion Pact yang ditandatangani para pelaku industri mode dalam pertemuan G20 tahun lalu. Komitmennya adalah untuk mengurangi dampak industri mode terhadap lingkungan.
Apakah komitmen-komitmen untuk meninggalkan sistem musiman yang konvensional ini akan mengubah wajah mode secara signifikan? Mungkin. Namun sejauh apa dampaknya bagi lingkungan dan keberlangsungan industri mode global, tentunya hal itu masih perlu waktu untuk kita lihat. (SIR.) Foto: Dok. Istimewa.