Bersamaan dengan Fashion Revolution Week 2024 yang diusung oleh organisasi non profit global, yakni Fashion Revolution, label Sejauh Mata Memandang meluncurkan program “Kembali Baik”. Program perbaikan ini digelar berdasarkan kolaborasi dengan Mulih sebagai mitra reparasi. Diselenggarakan di Dia.Lo.Gue Artspace Kemang, program ini merupakan wujud komitmen edukasi penerapan prinsip berkelanjutan yang diterapkan sepenuh hati oleh Sejauh Mata Memandang.
Acara “Kembali Baik” menjadi wadah interaksi antar sesama insan kreatif sekaligus bertukar ilmu sembari menanamkan praktik konsumsi yang bertanggung jawab pada konsumen. Sejauh Mata Memandang bersama Mulih menghadirkan sederet aktivitas kreatif seperti “Bincang Santai”, “Belajar Bersama dengan Mulih” serta “Kreasi Bordir Sejauh”. Didukung oleh produsen mesin jahit terkemuka, yakni Brother Indonesia, “Kreasi Bordir Sejauh” merupakan layanan pembaruan pakaian sebagai bentuk penerapan prinsip daur ulang dan ekonomi sirkular. Pengunjung yang datang dapat membawa pakaian karya Sejauh Mata Memandang untuk dibordir dengan ikon ayam khas label dan emblem abjad secara cuma-cuma.
“Kami melihat bahwa kolaborasi dapat menjadi kunci untuk menyampaikan pesan-pesan yang kami rasa penting. Saat ini, seringkali kita belum menyadari bahwa reparasi pakaian dapat menjadi opsi yang sangat baik ketika ingin ‘menghidupkan’ kembali pakaian yang sudah lama kita miliki," tutur Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif dari Sejauh Mata Memandang.
“Melalui perbaikan, kita akan memperpanjang masa pakai pakaian kita, menghemat uang, dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Kita tidak hanya akan sekadar mengenakan pakaian lama, namun juga membawa cerita baru dan dedikasi untuk praktik yang lebih bertanggung jawab dan sirkular dalam mengonsumsi fesyen.”
Melalui acara ini, Sejauh Mata Memandang menyuratkan pesan untuk selalu bijaksana akan pilihan pakaian dan mengurangi terbawa arus tren mode yang tak berkesudahan. Berbagai alternatif cerdas dan lebih baik tersedia dari label-label bertanggung jawab daripada terus mengejar tren yang akan selalu bergeser. Pembelian baru bisa dicegah dengan memilih busana yang tahan lama dan memperbaiki busana yang sudah ada. Reparasi dan daur ulang pakaian tak hanya baik bagi lingkungan dan sesama, melainkan juga dapat menjadi media kreativitas yang menyenangkan bagi sang pemilik.
Penulis: Elizabeth Alicia Terisno
DOK. DEWI