Pada sesi kedua di hari kedua JFW Center Stage 2025, bertajuk "A Journey Towards Sustainable Fashion," kolaborasi Asia Pacific Rayon (APR), Duniatex, dan Emba Group menyoroti pentingnya keberlanjutan dalam industri mode. Bincang-bincang ini menghadirkan pandangan mendalam tentang bagaimana ketiga perusahaan tersebut berusaha bersama menciptakan solusi berkelanjutan bagi industri tekstil dan fashion di Indonesia.
Dipandu oleh Tiffany dari Asia Pacific Rayon, diskusi ini membahas bagaimana mode dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan, mengurangi limbah, dan menjaga keberlanjutan melalui inovasi dan kolaborasi. Dengan latar belakang masalah mode yang seringkali berkontribusi terhadap polusi lingkungan, seperti limbah tekstil dan penggunaan bahan baku yang tidak ramah lingkungan, ketiga perusahaan ini berbagi pendekatan dan tantangan mereka dalam memajukan mode yang bertanggung jawab.
Asia Pacific Rayon: Bahan Baku yang Berkelanjutan dari Alam
Ismail, Marketing Manager dari Asia Pacific Rayon (APR), membuka diskusi dengan menjelaskan bagaimana APR menggunakan bahan baku dari pohon akasia dan eukaliptus. Pohon-pohon ini memiliki siklus panen lima tahun, menjadikannya sumber daya yang dapat diperbarui dan berkelanjutan.
"Kami sangat beruntung karena berada di negara tropis, sehingga pasokan bahan baku kami stabil dan sesuai dengan kebutuhan konsumen," ujar Ismail. Selain itu, proses manufaktur APR terintegrasi dengan baik dan produknya dapat terurai secara alami di lingkungan, baik di laut, maupun tanah.
Ismail juga menyebut bahwa APR juga telah mendapatkan berbagai sertifikasi internasional terkait proses produksi mereka. Sertifikasi ini menunjukkan bahwa proses produksi mereka tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi.
"Dengan sertifikasi ini, kami memastikan semua proses kami sesuai dengan standar yang fit and proper," tambah Ismail.
Duniatex: Transformasi dari Bahan Baku ke Produk Tekstil
Duniatex dikenal sebagai salah satu produsen tekstil terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis kain, termasuk denim dan kain rajut. Pada sesi bincang-bincang ini, Julius, perwakilan dari Duniatex, memaparkan proses panjang yang dilalui bahan baku hingga menjadi kain siap pakai.
Julius menjelaskan bahwa proses produksi dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkelanjutan, seperti serat selulosa, yang kemudian diproses melalui pemintalan (spinning) dan pertenunan (weaving), hingga menjadi kain yang siap digunakan untuk berbagai jenis pakaian, seperti kaus, kemeja, atau dress.
Ia mengatakan, Duniatex juga berkomitmen untuk meminimalkan dampak lingkungan dalam setiap tahap produksi. Mereka menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya seperti formaldehida, yang bisa menyebabkan iritasi kulit, dan berupaya mendaur ulang limbah produksi menjadi produk baru.
Meski demikian, Julius juga mengakui bahwa ada tantangan tersendiri dalam mengolah serat selulosa. Tantangan utamanya antara lain karena serat ini cenderung menyerap cairan, yang dapat menyebabkan penyusutan selama proses produksi. Untuk mengatasi penyusutan tersebut, Duniatex menggunakan teknologi canggih seperti sanforisasi guna memastikan kain tetap stabil dan berkualitas tinggi sebelum dipasarkan.
Emba Group: Denim Berkelanjutan untuk Masa Depan
Dwi Mayasari, perwakilan dari Emba Group, menutup diskusi dengan membahas inovasi Emba dalam menciptakan denim yang lebih ramah lingkungan. Emba menggunakan bahan bersertifikat yang tidak hanya lolos uji kualitas tetapi juga memastikan kondisi kerja yang adil bagi para pekerja di rantai pasokan. Proses produksi mereka juga mengurangi penggunaan pestisida dan air, sehingga lebih ramah lingkungan.
Salah satu keunggulan denim ramah lingkungan Emba adalah teksturnya yang lebih halus, memberikan kenyamanan maksimal bagi pemakainya. "Bahan denim kami tidak hanya lebih halus, tetapi juga memberikan perasaan nyaman saat dipakai—'feel good, wear good,'" ujar Dwi. Ia juga menambahkan bahwa denim yang dihasilkan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga stylish dan tahan lama, memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin peduli dengan isu-isu keberlanjutan tanpa mengorbankan kualitas dan estetika.
Masa Depan Mode yang Berkelanjutan
Selama sesi tanya jawab, muncul pertanyaan dari audiens tentang bagaimana industri mode dapat menarik perhatian masyarakat ketika harga bahan baku yang berkelanjutan cenderung lebih mahal. Ketiga panelis sepakat bahwa edukasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan harus terus ditingkatkan.
"Kami sedang melakukan riset untuk menemukan cara mengkombinasikan serat selulosa dengan bahan lain agar bisa menghasilkan harga yang lebih terjangkau untuk pasar," ujar Julius.
Melalui diskusi ini, terlihat jelas bahwa Asia Pacific Rayon, Duniatex, dan Emba Group berkomitmen untuk terus berinovasi demi menciptakan mode yang lebih ramah lingkungan.
Teks: Riza Arya (FLUI Media)
Editor: Mardyana Ulva
Foto: dok. Jakarta Fashion Week