Di balik koleksi pakaian yang memukau, ada sederet talenta yang bekerja keras mewujdukan visi artistik dari pempimpin-pemimpin rumah mode dunia. Sebab sketsa rancangan para desainer rumah-rumah mode kenamaan dunia hanyalah awalan dari sebuah koleksi. Setelahnya, diperlukan talenta dan tenaga terampil di berbagai lini untuk memanifestasikan rancangan sang pengarah kreeatif.
Salah satu talenta legendaris di kancah mode tingkat tinggi ialah Maison de Lesage. Maison de Lesage adalah pembordir legendaris yang telah mewujudkan visi dari nama-nama besar di dunia mode sejak pertama kali berdiri pada 1924. Mulai dari Elsa Schiaparelli, Jeanne Lanvin, Cristóbal Balenciaga, Pierre Balmain, dan Yves Saint Laurent. Termasuk pula Chanel.
Tahun 1983 menjadi penanda awal kerja sama antara Chanel dan Maison de Lesage, ketika Karl Lagerfeld memulai langkahnya di salah satu rumah mode kebanggaan Perancis itu. Bersama Chanel, Maison de Lesage membawa visi Karl menjadi nyata dalam ritme kerja ready-to-wear. Tak lama, hasil bordiran Maison de Lesage menghiasi pakaian-pakaian hingga aksesoris rilisan Chanel.
Dari bordiran, Maison de Lesage lantas mengembangkan kemampuan mereka untuk membuat tekstil pada 1996. Dua tahun kemudian, rumah dari para pengrajin terbaik di Perancis ini mulai menawarkan kain tweeds buatan mereka. Dan, mulai 2008 Maison de Lesage menjadi salah satu elemen kunci di balik inovasi terbaru untuk kain-kain tweeds yang menyusun koleksi adibusana Chanel. Terbukti Maison de Lesage telah menghasilkan kain-kain tweed dengan jaringan benang yang cukup rumit dan beragam yang mencerminkan kemahiran teknis mereka.
Kerja sama itu berlanjut terus hingga hari ini ketika Chanel dipimpin oleh Virginie Viard. Sang pengarah kreatif juga bukan orang asing bagi Maison de Lesage. Selama 30 tahun kariernya di Chanel ia telah menjalin dialog kreatif secara konstan dengan para métiers d’art, khususnya dengan Lesage. Baik itu ketika ia bekerja bersama Karl dalam menggarap koleksi-koleksi adibusana hingga ia menjadi Artistic Director of Fashion Chanel.
Kolaborasi terakhir mereka misalnya untuk koleksi Métiers d’Art Paris-31 rue Cambon 2019/2020 serta koleksi Haute Couture Chanel Spring/Summer 2020. Salah satu hasil inovasi terbaru Maison de Lesage untuk kerja sama anyar mereka antara lain tweeds yang terdiri dari dua warna pastel serta sentuhan grafis garis-garis dan kotak-kotak. Pun gaun-gaun panjang dengan bordiran bebungaan hasil kukisan tangan.
Sementara untuk musim 2020/2021 Chanel, Maison de Lesage menghadirkan tweeds hasil kombinasi beledu yang dijalin dengan benang warna metalik serta pita organza, memberikan permainan kontras material dan tekstur yang halus. (SIR). Foto: Chanel.
Salah satu talenta legendaris di kancah mode tingkat tinggi ialah Maison de Lesage. Maison de Lesage adalah pembordir legendaris yang telah mewujudkan visi dari nama-nama besar di dunia mode sejak pertama kali berdiri pada 1924. Mulai dari Elsa Schiaparelli, Jeanne Lanvin, Cristóbal Balenciaga, Pierre Balmain, dan Yves Saint Laurent. Termasuk pula Chanel.
Tahun 1983 menjadi penanda awal kerja sama antara Chanel dan Maison de Lesage, ketika Karl Lagerfeld memulai langkahnya di salah satu rumah mode kebanggaan Perancis itu. Bersama Chanel, Maison de Lesage membawa visi Karl menjadi nyata dalam ritme kerja ready-to-wear. Tak lama, hasil bordiran Maison de Lesage menghiasi pakaian-pakaian hingga aksesoris rilisan Chanel.
Dari bordiran, Maison de Lesage lantas mengembangkan kemampuan mereka untuk membuat tekstil pada 1996. Dua tahun kemudian, rumah dari para pengrajin terbaik di Perancis ini mulai menawarkan kain tweeds buatan mereka. Dan, mulai 2008 Maison de Lesage menjadi salah satu elemen kunci di balik inovasi terbaru untuk kain-kain tweeds yang menyusun koleksi adibusana Chanel. Terbukti Maison de Lesage telah menghasilkan kain-kain tweed dengan jaringan benang yang cukup rumit dan beragam yang mencerminkan kemahiran teknis mereka.
Kerja sama itu berlanjut terus hingga hari ini ketika Chanel dipimpin oleh Virginie Viard. Sang pengarah kreatif juga bukan orang asing bagi Maison de Lesage. Selama 30 tahun kariernya di Chanel ia telah menjalin dialog kreatif secara konstan dengan para métiers d’art, khususnya dengan Lesage. Baik itu ketika ia bekerja bersama Karl dalam menggarap koleksi-koleksi adibusana hingga ia menjadi Artistic Director of Fashion Chanel.
Kolaborasi terakhir mereka misalnya untuk koleksi Métiers d’Art Paris-31 rue Cambon 2019/2020 serta koleksi Haute Couture Chanel Spring/Summer 2020. Salah satu hasil inovasi terbaru Maison de Lesage untuk kerja sama anyar mereka antara lain tweeds yang terdiri dari dua warna pastel serta sentuhan grafis garis-garis dan kotak-kotak. Pun gaun-gaun panjang dengan bordiran bebungaan hasil kukisan tangan.
Sementara untuk musim 2020/2021 Chanel, Maison de Lesage menghadirkan tweeds hasil kombinasi beledu yang dijalin dengan benang warna metalik serta pita organza, memberikan permainan kontras material dan tekstur yang halus. (SIR). Foto: Chanel.