Kami yang di Jakarta pun berkesempatan mencari pasangan-pasangan baru bersama Wolf Blass. Sebelum bersantap, kami akan mengikuti master class Wine Pairing bersama Brand Ambassador Wolf Blass Sam Stephens. Ada empat saus dalam mangkuk kecil yang terletak di depan tiga deret gelas wine. Keempatnya memiliki warna dan tekstur berbeda, tentunya rasanya pun berbeda. Mereka adalah saus kari, hoisin, kluwek, dan sambal terasi.
“Coba ketiga saus pertama dulu dengan tiga wine yang disediakan sebelum Anda mengambil sambal,” begitu kata Sam. Bukan mengucilkan sambal terasi, hanya saja cita rasanya begitu dominan sehingga dapat mengganggu indera pengecap Anda jika diicip pertama kali.
Pengalaman memadankan wine dengan makanan, dalam kasus ini makanan Indonesia, adalah sesuatu yang bersifat pribadi. Yang Anda anggap cocok belum tentu cocok bagi orang lain. Hampir semua anggota grup kecil kami malam itu sepakat bahwa teman yang paling pas mendamping saus kari adalah Gold Label Chardonnay. Selebihnya, sangat beragam. Saya merasa sambal terasi pas dipadukan bersama Gold Label Cabernet Sauvignon. Alasannya, entahlah saya dapat menjelaskan, yang saya tahu rasanya sangat pas di mulut saya.
Bagaimana rasanya jika saus-saus tersebut sudah diolah menjadi makanan, apakah masih berpadu dengan mulus di dalam mulut? Klik halaman berikutnya untuk membaca cerita Exclusive Dinner bersama Wolf Blass.