Ada kisah di balik setiap karya tercipta. Begitu juga dengan PH Artichoke Glass karya Poul Henningsen ini. Kisah itu dimulai pada tahun 1927 hingga 1931, masa Poul Henningsen membuat PH Septima yang merupakan cikal-bakal PH Artichoke Glass. Lampu tersebut diproduksi oleh Louis Poulsen sampai tahun 1940, untuk kemudian dihentikan karena kekurangan bahan baku di masa perang berkecamuk. Lalu di tahun 1958, Poul Henningsen diminta mendesain lampu untuk sebuah restoran bernama Langelinie Pavillonen. Poul berhasil merampungkan proyek tersebut, PH Artichoke Glass, dalam tiga bulan saja karena pada dasarnya ide datang dari Septima, lampu yang terdiri dari tujuh buah kap dari bahan kaca bening. Di PH Artichoke, kap tersebut dikumpulkan ke dalam ‘pagar kayu’, begitu Poul menyebutnya. Tepatnya, terdapat 72 kap yang disusun cermat, terbagi dalam 12 baris berbentuk melingkar. Komposisi ini membuat cahaya yang dihasilkan PH Artichoke Glass lembut dan nyaman. Bahkan penggunaan material kaca menjadi unsur penerangan tersendiri dalam ruang. Kini, PH Artichoke Glass kembali diproduksi oleh Louis Poulsen untuk mengenang dan menghormati sebuah kejayaan. (EF) Foto: Dok. Louis Poulsen
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta