Dancing Mountain House atau P House, demikian ia disebut oleh pendirinya, arsitek Budi Pradono dari Budi Pradono Architects (BPA) adalah proyek rumah individu yang berdiri di tanah Salatiga, Jawa Tengah. Proyek P House melibatkan masyarakat setempat dalam pengerjaannya. “Saya menggunakan metode merancang sesuai dengan kemampuan masyarakat setempat. Konstruksinya berbahan dasar bambu dengan ‘meminjam’ bentuk-bentuk puncak gunung yang mengelilingi kota dan pedesaan Salatiga, yakni gunung Merapi, Telomoyo, Tidar dan Andong untuk atap rumah”, ujar Budi Pradono. BPA mengkombinasikan semangat artisanal dari tukang-tukang otodidak yang terbiasa membangun rumah-rumah desa dengan pengetahuan arsitekturalnya. Hasilnya adalah bangunan modern dengan desain sophisticated, yang menggunakan material tradisional semacam batu kali dan bambu. Budi juga menambahkan bahwa rumah tersebut didedikasikan untuk almarhum ayahnya, seorang pendidik dan pengajar di Salatiga. Selain membangun ingatan kolektif bagi keluarga besarnya, ia juga menggagas bangunan mungil perpustakaan umum bagi masyarakat setempat. Begitu indahnya semangat pengerjaan dan hasil karya P House, rumah ini kemudian meraih penghargaan dari Arcasia Award for Architecture (AAA) 2016. Oleh salah seorang juri, Rebecca Lo, dikatakan P House mampu menciptakan memori intim masa lalu dan jiwa keluarga secara sekaligus. “Saya juga kagum dengan penggunaan materi-materi di rumah lama yang ditransformasikan ke rumah baru, semacam romantika yang terus dibawa oleh keluarga, dan disaat bersamaan memberi cukup ruang publik bagi masyarakat sekitar dengan hadirnya perpustakaan” kata Rebecca.(WS). Foto: Dok. BPA