Cleopatra yang melegenda, dan mawar sebagai simbol keindahan wanita, menjelma dalam bentuk tetes-tetes keharuman parfum Rose Goldea.
Masing-masing dari kita tentu mengetahui sosok Cleopatra, Ratu Mesir yang terkenal akan bakat kepemimpinannya sekaligus sensualitas kecantikan yang memukau. Cleopatra sangat menyukai bunga mawar dan menjadikannya sebagai salah satu identitas utama. Di malam ia memutuskan untuk menggoda Marc Anthony, Cleopatra menaburkan ribuan kelopak mawar di sekeliling tempat tidurnya untuk menghadirkan nuansa sensual nan menggoda.
Kisah Cleopatra dan bunga mawarnya menjadi inspirasi Bulgari untuk mewujudkannya dalam bentuk parfum bernama Rose Goldea. Jika sebelumnya Bulgari telah membawa Goldea yang terinspirasi dari emas dan cahaya matahari, maka Rose Goldea adalah tentang mawar yang menggoda. "Seluruh unsur dari Cleopatra kami satukan dalam Rose Goldea, Ini seperti sebuah persembahan dari kami bagi keindahan, feminitas, dan sensualitas kaum wanita," ujar Valeria Manini, sebagai Managing Director of Bulgari Perfumes. Tak hanya sebagai persembahan bagi wanita, Rose Goldea juga menjadi persembahan bagi para perakit perhiasan dan peracik wewangian.
Rose Goldea memiliki kemasan yang hampir sama dengan Goldea, dengan botol berlekuk dan bagian tutupnya bundar menyerupai simbol keagungan matahari. Hanya saja warna botol Rose Goldea adalah soft pink yang melambangkan kelembutan, feminitas wanita, dan keharuman mawar. Pada bagian leher botol terdapat serpenti - lambang ular sebagai simbol dari seduktif. Dominique Roques, Firmenich Executive, dan sebagai salah satu tim bersama Alberto Morillas dari peracik Rose Goldea, menjelaskan bahan-bahan campuran yang menghasilkan keharuman menggoda Rose Goldea. Dalam racikannya. Rose Goldea mengkombinasikan antara rose damascena, jasmine grandiflorum, white incense, dan patchouli. Rose damascena atau mawar Damaskus merupakan mawar favorit bagi para pembuat wewangian dan merupakan ratu dari segala bunga. Ditanam di perkebunan Bulgaria dan mulai dipetik saat hari masih subuh untuk mendapatkan mawar berkualitas tinggi. Sementara jasmine grandiflorum, merupakan jenis melati yang tumbu subur di daratan mediteranian dan untuk Rose Goldea, khusus didatangkan dari India. White incense merupakan resin yang dihasilkan dari sebuah pohon Boswellia yang sering ditemui di Somalia. Resin ini sangat popular untuk dijadikan bahan wewangian. Patchouli yang merupakan tumbuhan nilam, ternyata dihadirkan dari Indonesia. “Seluruh bahan-bahan alami ini diambil yang terbaik dan didatangkan dari perkebunan terbaik juga, sehingga menghasilkan parfum terbaik pula,” ujar Dominique yang diberi anggukan setuju oleh Valeria.
Meski terus menampilkan keindahan dari sebuah wewangian, namun dunia bisnis wewangian tengah dilanda berbagai krisis seperti perubahan iklim yang ekstrim dan mulai beralihnya para petani bunga. “Seluruh dunia sedang dilanda krisis, tak terkecuali dunia bisnis wewangian. Kami bergelut di antara iklim yang berubah sangat cepat dan semakin tidak popularnya profesi petani bunga,” jelas Dominique Roques. Untuk selanjutnya, Bulgari masih terus akan berinovasi menghasilkan wewangian berkualitas meski menghadapi tantangan yang kian berat.
Hadirnya Rose Goldea kemudian menjadi sebuah perayaan terhadap bunga mawar dan ditutup dalam sebuah perjamuan malam yang menyenangkan di Tasanee Grill, The Sanchaya Bintan. Bersama-sama dengan para rekan media yang datang dari berbagai belahan negara Asia, menyantap hidangan khas Thailand, dengan mawar sebagai pelengkap hiasan meja, menjadikannya sebuah pesta penuh kesan dan keintiman. (TA) Foto: dok. Bulgari Perfumes
Masing-masing dari kita tentu mengetahui sosok Cleopatra, Ratu Mesir yang terkenal akan bakat kepemimpinannya sekaligus sensualitas kecantikan yang memukau. Cleopatra sangat menyukai bunga mawar dan menjadikannya sebagai salah satu identitas utama. Di malam ia memutuskan untuk menggoda Marc Anthony, Cleopatra menaburkan ribuan kelopak mawar di sekeliling tempat tidurnya untuk menghadirkan nuansa sensual nan menggoda.
Kisah Cleopatra dan bunga mawarnya menjadi inspirasi Bulgari untuk mewujudkannya dalam bentuk parfum bernama Rose Goldea. Jika sebelumnya Bulgari telah membawa Goldea yang terinspirasi dari emas dan cahaya matahari, maka Rose Goldea adalah tentang mawar yang menggoda. "Seluruh unsur dari Cleopatra kami satukan dalam Rose Goldea, Ini seperti sebuah persembahan dari kami bagi keindahan, feminitas, dan sensualitas kaum wanita," ujar Valeria Manini, sebagai Managing Director of Bulgari Perfumes. Tak hanya sebagai persembahan bagi wanita, Rose Goldea juga menjadi persembahan bagi para perakit perhiasan dan peracik wewangian.
Rose Goldea memiliki kemasan yang hampir sama dengan Goldea, dengan botol berlekuk dan bagian tutupnya bundar menyerupai simbol keagungan matahari. Hanya saja warna botol Rose Goldea adalah soft pink yang melambangkan kelembutan, feminitas wanita, dan keharuman mawar. Pada bagian leher botol terdapat serpenti - lambang ular sebagai simbol dari seduktif. Dominique Roques, Firmenich Executive, dan sebagai salah satu tim bersama Alberto Morillas dari peracik Rose Goldea, menjelaskan bahan-bahan campuran yang menghasilkan keharuman menggoda Rose Goldea. Dalam racikannya. Rose Goldea mengkombinasikan antara rose damascena, jasmine grandiflorum, white incense, dan patchouli. Rose damascena atau mawar Damaskus merupakan mawar favorit bagi para pembuat wewangian dan merupakan ratu dari segala bunga. Ditanam di perkebunan Bulgaria dan mulai dipetik saat hari masih subuh untuk mendapatkan mawar berkualitas tinggi. Sementara jasmine grandiflorum, merupakan jenis melati yang tumbu subur di daratan mediteranian dan untuk Rose Goldea, khusus didatangkan dari India. White incense merupakan resin yang dihasilkan dari sebuah pohon Boswellia yang sering ditemui di Somalia. Resin ini sangat popular untuk dijadikan bahan wewangian. Patchouli yang merupakan tumbuhan nilam, ternyata dihadirkan dari Indonesia. “Seluruh bahan-bahan alami ini diambil yang terbaik dan didatangkan dari perkebunan terbaik juga, sehingga menghasilkan parfum terbaik pula,” ujar Dominique yang diberi anggukan setuju oleh Valeria.
Meski terus menampilkan keindahan dari sebuah wewangian, namun dunia bisnis wewangian tengah dilanda berbagai krisis seperti perubahan iklim yang ekstrim dan mulai beralihnya para petani bunga. “Seluruh dunia sedang dilanda krisis, tak terkecuali dunia bisnis wewangian. Kami bergelut di antara iklim yang berubah sangat cepat dan semakin tidak popularnya profesi petani bunga,” jelas Dominique Roques. Untuk selanjutnya, Bulgari masih terus akan berinovasi menghasilkan wewangian berkualitas meski menghadapi tantangan yang kian berat.
Hadirnya Rose Goldea kemudian menjadi sebuah perayaan terhadap bunga mawar dan ditutup dalam sebuah perjamuan malam yang menyenangkan di Tasanee Grill, The Sanchaya Bintan. Bersama-sama dengan para rekan media yang datang dari berbagai belahan negara Asia, menyantap hidangan khas Thailand, dengan mawar sebagai pelengkap hiasan meja, menjadikannya sebuah pesta penuh kesan dan keintiman. (TA) Foto: dok. Bulgari Perfumes
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta