Penderita bipolar disorder mengalami fase emosi yang intens dan tidak biasa, yang biasa disebut dengan episode suasana hati. Yang terlalu menyenangkan dan penuh percaya diri disebut mania, sementara fase putus asa dan penuh kesedihan disebut episode depresi.
Gejala-gejala yang timbul pada episode depresi antara lain setiap hari merasa sedih, mengurung diri, pesimis, putus asa hingga kualitas hidupnya terus menurun. Pada puncaknya, mereka kerap menyakiti diri sendiri atau muncul keinginan bunuh diri. Fase ini terjadi paling tidak selama dua minggu.
Pada episode mania, mereka menunjukkan perilaku yang sangat aktif, sampai melakukan tindakan-tindakan yang berisiko tinggi dan tidak berpikir panjang. Misalnya, mereka dapat memutuskan untuk membeli 200 buah kulkas jika mereka percaya bahwa harga kulkas akan naik. Selain itu, pengidap gangguan bipolar akan selalu ingin menunjukkan kehebatannya, banyak ide, merasa paling pintar, dan paling kaya. Hasrat seksualnya pun timbul berlebihan.
Kemudian ada sebuah episode yang disebut hipomania, di mana penderita dalam kondisi yang lebih aktif dari biasanya, tapi belum sampai menganggu lingkungannya. Episode ini justru bisa muncul saat mood swing dalam kondisi yang tidak ekstrem sehingga perilakunya tak sehebat episode mania. Di episode ini, mereka merasa sangat produktif, dan berfungsi dengan sangat baik. Mereka bahkan tak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dari dirinya, tapi kerabat dan keluarganya (termasuk Anda) melihat ada sesuatu yang aneh. Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi hipomania ini bisa berubah menjadi episode mania atau depresi. (GN) Foto: Dachri M.S.
Gejala-gejala yang timbul pada episode depresi antara lain setiap hari merasa sedih, mengurung diri, pesimis, putus asa hingga kualitas hidupnya terus menurun. Pada puncaknya, mereka kerap menyakiti diri sendiri atau muncul keinginan bunuh diri. Fase ini terjadi paling tidak selama dua minggu.
Pada episode mania, mereka menunjukkan perilaku yang sangat aktif, sampai melakukan tindakan-tindakan yang berisiko tinggi dan tidak berpikir panjang. Misalnya, mereka dapat memutuskan untuk membeli 200 buah kulkas jika mereka percaya bahwa harga kulkas akan naik. Selain itu, pengidap gangguan bipolar akan selalu ingin menunjukkan kehebatannya, banyak ide, merasa paling pintar, dan paling kaya. Hasrat seksualnya pun timbul berlebihan.
Kemudian ada sebuah episode yang disebut hipomania, di mana penderita dalam kondisi yang lebih aktif dari biasanya, tapi belum sampai menganggu lingkungannya. Episode ini justru bisa muncul saat mood swing dalam kondisi yang tidak ekstrem sehingga perilakunya tak sehebat episode mania. Di episode ini, mereka merasa sangat produktif, dan berfungsi dengan sangat baik. Mereka bahkan tak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dari dirinya, tapi kerabat dan keluarganya (termasuk Anda) melihat ada sesuatu yang aneh. Apabila tidak ditangani dengan baik, kondisi hipomania ini bisa berubah menjadi episode mania atau depresi. (GN) Foto: Dachri M.S.
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta