Burnout? Kenali Gejalanya Demi Kondisi Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Stres yang menumpuk dapat membawa diri pada kondisi burnout yang menguras fisik dan mental
20 Jul 2020




Stres terjadi pada siapa saja. Tingkatannya pun berbeda. Sebagai Life Coach, Fanny Lara Ambadar tetap pernah merasa stres hingga kewalahan dalam pekerjaannya. “Saya sangat terbebani. Terlalu banyak yang harus dikerjakan tapi tak cukup punya waktu dan energi. Saya lelah fisik dan emosional. Susah tidur tapi nafsu makan bertambah. Pola pikir juga terganggu. Saya merasa gagal, kehilangan motivasi, dan selalu berpikir negatif,” ujar Fanny. Burnout semacam ini bermula dari stres. Bukan stres biasa yang bisa hilang sementara dengan tidur atau mengatasi sumber pemicunya.
 
“Stres tentang pekerjaan itu berlangsung lama, bisa dua minggu sampai bulanan. Dikatakan burnout karena meskipun pemicunya sudah tertangani tapi masih saja merasa stres,” ujar Karina Negara, Psikolog dan Co-Founder KALM, platform konseling online. Orang yang mengalami burnout merasa fisik dan mentalnya benar-benar kelelahan. Segala hal tentang pekerjaan jadi pahit dan getir. Enggan berusaha. Tak tahu harus bagaimana berupaya. Ia jadi orang yang tidak menyenangkan sebab emosionalnya terganggu.
 
Pada masa work from home banyak orang yang mengeluhkan mengalami burnout terkait pekerjaannya. “Sebenarnya kerja di mana saja bisa memicu burnout kalau tidak diatur dengan baik tergantung masing-masing pekerja. Jika memang terjadi burnout sejak work from home ini, lakukan identifikasi aspek apa yang membuat demikian. Misalnya, sistem kerja dari rumah mendorong ketidakjelasan jam kerja.” kata Karina.
 
Kesadaran diri adalah langkah awal mengatasi burnout. Kita harus menyadari apa yang sedang dirasakan terlebih dahulu. Kemudian perasaan itu diterima, diakui, dan diproses. Apakah yang terjadi benar-benar burnout atau hanya stres biasa. Setelah yakin mengalami burnout, maka yang bisa dilakukan selanjutnya ialah istirahat. Ambil cuti atau bahkan resign sebagai jalan keluar paling akhir. Di sela momen istirahat, lakukan perawatan diri. Bukan hanya merawat fisik tapi juga pikiran dan jiwa. Perawatan diri yang paling dasar dan wajib adalah makan sehat, tidur cukup, olahraga teratur, dan menjaga kebersihan diri.
 
“Kalau saya rutin olahraga, entah yoga, joging, atau hanya stretching. Kita memberi makan pikiran dan jiwa. Saya juga melakukan meditasi secara regular, lebih dekat dengan alam, dan menonton video motivasi. Saya pun suka menulis jurnal. Sesederhana mencurahkan perasaan saya hari ini,” ungkap Fanny. Ia juga mempunyai jurnal yang mengungkapkan rasa syukur. Karena selalu ada hal kecil yang bisa kita syukuri, semisal masih bisa membuka mata setiap pagi atau punya pekerjaan.

 
 

 


Topic

Burnout

Author

DEWI INDONESIA