Data masyarakat Indonesia yang terinfeksi COVID-19 mungkin terus menurun. Namun, berita baik ini tidak boleh membuat lengah dan mengabaikan protokol kesehatan, terlebih muncul varian terbaru COVID-19, yaitu Omicron.
Dilansir dari halaman situs covid19.go.id, disebutkan bahwa varian Omicron ini memiliki sejumlah mutasi besar, di mana beberapa di antaranya cukup mengkhawatirkan. Melalui serangkaian tes, WHO menetapkan bahwa varian Omicron sebagai Variant of Concern (VoC) alias varian yang patut diwaspadai. Hal ini dikarenakan Omicron merupakan jenis virus Corona yang mampu menyebabkan peningkatan penularan serta kematian dan bahkan dapat memengaruhi efektivitas vaksin.
“Individu diingatkan kembali untuk mengurangi risiko terjangkit dan penyebaran COVID-19, termasuk kesehatan masyarakat dan tindakan sosial yang terbukti, seperti mengenakan masker, menjaga kebersihan tangan, menjaga jarak fisik, meningkatkan ventilasi dalam ruangan, menghindari ruang ramai, dan mendapatkan vaksinasi,” ujar WHO.
Gejala-gejala yang disebabkan oleh varian Omicron adalah:
1. Batuk kering
2. Demam
3. Keringat malam
4. Badan terasa pegal
5. Kelelahan
Melansir dari situs who.int, belum jelas apakah varian Omicron ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih berat dibandingkan dengan infeksi varian-varian sebelumnya, seperti varian Delta. Meski masih dalam proses penelitian lebih lanjut, namun WHO menyampaikan bahwa bukti-bukti awal mengindikasikan adanya kemungkinan penyintas COVID-19 dapat lebih mudah terinfeksi kembali akibat varian Omicron tersebut.
Dengan munculnya varian baru dari COVID-19 ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan sejauh ini Indonesia belum menemukan adanya penularan dari varian Omicron. Ia juga menegaskan agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik karena menurutnya Indonesia dapat mengidentifikasi setiap varian baru virus Corona karena telah adanya laboratorium yang mumpuni. (RJ) Foto: Pexels.