Situasi pandemi membuat segala hal menjadi serba terbatas, termasuk dalam hal interaksi sosial. Keharusan menjaga jarak saat bertemu tatap muka, pembatasan untuk bepergian, serta isolasi mandiri pun kerap membuat orang merasa kesepian. Berbagai survei pun menunjukkan peningkatan kecemasan, stres, depresi, dan masalah kesehatan mental lainnya pada masyarakat akibat pandemi yang melanda dunia. Bagi Anda yang saat ini sedang merasa cemas, mempraktikkan teknik Butterfly Hug bisa menjadi cara untuk membuat perasaan lebih tenang sehingga lebih mudah menjalani keseharian.
Bagi Anda penggemar drama Korea, bisa jadi teknik Butterfly Hug ini sudah tak asing lagi. Dalam drama Korea (drakor) “It’s Okay to Not Be Okay,” karakter Moon Kang-tae (Kim Soo-hyun) mengajarkan teknik menenangkan diri yang disebut Butterfly Hug kepada Ko Moon-young (Seo Ye-ji) yang sedang marah besar. Butterfly Hug adalah teknik memeluk diri sendiri yang dilakukan untuk menenangkan emosi yang berapi-api.
Mengutip Alodokter, teknik Butterfly Hug adalah stimulasi mandiri untuk meredam rasa cemas dan membuat diri menjadi lebih tenang. Metode ini dikembangkan oleh Lucina Artigas dan Ignacio Jarero ketika menolong para korban yang selamat dari badai besar di Acapulco, Meksiko pada tahun 1998. Karena teknik ini berhasil membuat perasaan orang-orang menjadi lebih baik, Butterfly Hug kini berkembang menjadi praktik standar yang dilakukan oleh dokter, psikolog, atau terapis untuk mengatasi kecemasan.
Cara melakukan teknik Butterfly Hug ini mudah. Silangkan kedua tangan di depan dada, lalu genggam lengan Anda. Tutup mata Anda sembari mengatur napas: hirup dalam-dalam lewat hidung dan hembuskan perlahan lewat mulut. Lakukan gerakan menepuk secara berulang pada lengan Anda seperti kepak sayap kupu-kupu, dan rasakan emosi Anda yang menurun pelan-pelan. Lakukan teknik ini selama 30 detik hingga beberapa menit hingga Anda merasa lebih tenang dan tak lagi gugup maupun cemas.
Selain di serial drakor tersebut, Butterfly Hug juga dipilih menjadi judul buku pengembangan diri yang ditulis oleh Tenni Purwanti, penyintas gangguan cemas yang sebelumnya juga telah menerbitkan buku kumpulan cerpen “Sambal dan Ranjang.” Dalam buku “Butterfly Hug” itu, salah satu penulis Emerging Writers di Ubud Writers and Readers Festival 2015 tersebut berbagi cerita mengenai perjalanannya menyintas cemas, dengan bantuan professional maupun support system yang mendukungnya untuk pulih. Ia juga menyebut teknik Butterfly Hug yang disarankan oleh salah satu psikolognya untuk membantunya menenangkan perasaan cemas yang dialaminya.
Teknik Butterfly Hug bermanfaat menekan rasa cemas sehingga kita merasa lebih tenang dan aman. Butterfly Hug ini merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk mencintai diri sendiri dengan memberikan perhatian serta kepedulian (self-care) kepada aspek mental kita. Saat Anda merasa sendirian atau berada jauh dengan support system Anda, rasanya perlu melakukan teknik Butterfly Hug ini di kala perasaan cemas menyerang agar batin lebih tenang dan merasa aman.
MARDYANA ULVA
Foto: Pexels