Komaneka Fine Art Gallery menghadirkan sebuah kolaborasi antara Hanafi dan Goenawan Mohamad (GM) bertajuk 57 x 76. Tanda ‘x’ dalam judul pameran ini tidak hanya menguatkan makna suatu pertemuan atau dialog, tapi juga peleburan visi artistik dua sosok yang telah lama malang melintang dalam kancah kesenian di Indonesia.
Ketika menggarap proyek ini, Hanafi dan GM masing-masing berusia 57 dan 76 tahun. Lukisan-lukisan dalam 57 x 76 dikerjakan dengan prosedur yang khusus: Hanafi memulai dengan kanvas atau kertas yang telah ia lukis, lalu memberikannya kepada GM untuk diteruskan. Demikian pula, GM menyerahkan kertas atau kanvas yang sudah ia lukis untuk Hanafi respons.
Sebagian besar karya dalam proyek ini mereka selesaikan di studio masing-masing, tanpa tatap muka satu sama lain. Selama beberapa bulan, kolaborasi ini menghasilkan ratusan lukisan dan gambar. Dengan saling membuka diri terhadap respon atau ‘intervensi’, keduanya tengah membongkar batas-batas gagasan personal masing-masing.
Pola penciptaan lukisan menjadi tidak linear karena keduanya harus bekerja dari permulaan yang tak terduga, yang sering tak sepenuhnya mereka fahami atau kuasai. Mereka harus pasrah menerima kejutan-kejutan, ketika bentuk yang masing-masing bayangkan di awal mengalami pergeseran, perluasan, hingga perubahan-perubahan besar.
Sebelumnya pada tahun 2018, pameran 57 x 76 telah berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Kali ini, kelanjutan dari pameran tersebut hadir di Komaneka Fine Art Gallery Ubud, Bali pada tanggal 15 September – 30 Oktober 2019. (WHY) Foto. Dok. Studio Hanafi
Ketika menggarap proyek ini, Hanafi dan GM masing-masing berusia 57 dan 76 tahun. Lukisan-lukisan dalam 57 x 76 dikerjakan dengan prosedur yang khusus: Hanafi memulai dengan kanvas atau kertas yang telah ia lukis, lalu memberikannya kepada GM untuk diteruskan. Demikian pula, GM menyerahkan kertas atau kanvas yang sudah ia lukis untuk Hanafi respons.
Sebagian besar karya dalam proyek ini mereka selesaikan di studio masing-masing, tanpa tatap muka satu sama lain. Selama beberapa bulan, kolaborasi ini menghasilkan ratusan lukisan dan gambar. Dengan saling membuka diri terhadap respon atau ‘intervensi’, keduanya tengah membongkar batas-batas gagasan personal masing-masing.
Pola penciptaan lukisan menjadi tidak linear karena keduanya harus bekerja dari permulaan yang tak terduga, yang sering tak sepenuhnya mereka fahami atau kuasai. Mereka harus pasrah menerima kejutan-kejutan, ketika bentuk yang masing-masing bayangkan di awal mengalami pergeseran, perluasan, hingga perubahan-perubahan besar.
Sebelumnya pada tahun 2018, pameran 57 x 76 telah berlangsung di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Kali ini, kelanjutan dari pameran tersebut hadir di Komaneka Fine Art Gallery Ubud, Bali pada tanggal 15 September – 30 Oktober 2019. (WHY) Foto. Dok. Studio Hanafi
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta