Survei global yang dilakukan oleh IQVIA, lembaga riset klinis internasional, pada periode 2018-2019, menemukan bahwa jerawat merupakan permasalahan kulit yang dialami oleh 9,4% masyarakat dunia. Sementara itu, menurut hasil penelitian yang dimuat dalam British Journal of Dermatology, sebanyak 46% masyarakat Indonesia memiliki masalah wajah berjerawat. Kondisi ini memang umum dialami banyak orang, tetapi bukan berarti kulit berjerawat bisa dibiarkan begitu saja tanpa perawatan.
Menurut dr. Fitria Agustina, SpKK, FINSDV, FAADV, Dermato Venereologist, mengatasi kulit berjerawat perlu dilakukan secara tepat dengan diagnosis tegak. Hindari self-diagnosed karena akan memperparah kondisi yang dialami, terlebih jika perawatan yang diberikan ternyata tidak sesuai.
“Diagnosis itu penting sekali untuk ditegakkan terlebih dahulu, karena bisa jadi yang dikira jerawat ternyata bukan jerawat. Bisa jadi itu kemerahan aja di bawah pipi, atau
peradangan pada folikel rambut. Konsumsi obat-obatan seperti steroid atau anti depresan dalam jangka lama pun bisa menimbulkan kondisi mirip jerawat,” ungkap dr. Fitria di acara peluncuran La Roche Posay Effaclar Spotscan di bilangan SCBD, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/7) siang.
Kendala akses ke dermatolog
Meski diagnosis itu penting, salah satu kendala yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah tidak semua memiliki akses ke dermatolog, sehingga mendorong mereka untuk mencari informasi di internet. Lebih dari 8,5 juta penderita jerawat di Indonesia mencari solusi penanganan masalah jerawat mereka secara online. Hal ini memungkinkan adanya risiko pada rekomendasi penanganan jerawat yang kurang tepat.Kendala akses itu pula yang menjadi salah satu motivasi merek perawatan kulit dermatologi La Roche Posay dalam membawa life-changing dermatology lebih dekat bagi mereka yang memiliki permasalahan kulit. La Roche Posay pun baru-baru ini meluncurkan Effaclar Spotscan, teknologi berbasis advanced artificial intelligence yang dikembangkan bersama dermatolog dunia dengan tingkat akurasi profesional untuk memberikan analisa dan membantu konsumen di Indonesia dengan masalah jerawat lebih dekat dengan akses dan keahlian dermatolog.
Effaclar Spotscan menggunakan evaluasi GEA (Global Evaluation of Acne) yaitu skala evaluasi global yang digunakan oleh dermatolog di dunia untuk mengukur tingkat keparahan jerawat, jumlah komedo, jerawat meradang, dan noda bekas jerawat. Effaclar Spotscan dapat diakses secara gratis melalui website La Roche Posay Indonesia, https://www.larocheposay.co.id/id-id/event/effaclar-spotscan. Proses analisa ini hanya memakan waktu beberapa menit.
Diagnosis jerawat dengan Effaclar Spotscan
Melakukan diagnosis jerawat dengan Effaclar Spotscan bisa dilakukan dengan mudah, kunjungi website La Roche Posay Indonesia, https://www.larocheposay.co.id/id-id/event/effaclar-spotscan dan ikuti langkah-langkah berikut ini:1) Ambil 3 selfie (foto wajah) yaitu tampak depan, samping kanan dan samping kiri. Effaclar Spotscan akan menganalisa dan menentukan tingkat kondisi kulit berjerawat (GEA) 0 hingga 5. Effaclar Spotscan akan memberi tahu untuk berkonsultasi dengan Dermatolog jika nilai GEA mereka sama dengan atau lebih dari 2 (GEA ≥2). Effaclar Spotscan juga memberikan pilihan bagi konsumen untuk berkonsultasi dan mendapatkan diagnosa dari Dermatolog melalui layanan teledermatologi dari Halodoc.
2) Berdasarkan analisa tingkat GEA, Effaclar Spotscan akan merekomendasikan rangkaian perawatan kulit yang sesuai dengan kebutuhan kulit, sembari menunggu konsultasi dengan dermatolog jika diperlukan.
Begitu semua langkah-langkah tersebut sudah Anda lakukan, Effaclar Spotscan akan memberikan rekomendasi tips mengenai cara merawat kulit berjerawat. Yuk coba sendiri kecanggihannya!
MARDYANA ULVA
Foto: La Roche Posay Indonesia