Pada konsep pengobatan tradisional seperti Traditional Chinese Medicine (TCM), manusia dilihat secara utuh antara jiwa dan raga, sebagai sistem yang terintegrasi. Ada istilah ‘energi kehidupan’ yang biasa dikenal dengan berbagai istilah – Qi, Chi, Manna, Prana, dan sebagainya. Juga dikenal kata ‘ease’ dan ‘dis-ease’. Saat kondisi holistik tubuh dan jiwa dalam keadaan harmonis, maka kita dalam kondisi ‘ease’ berupa kenyamanan, kebahagiaan dan rasa positif lainnya. Bila tak harmonis, maka ada rasa tidak nyaman (dis-ease) yang dapat menimbulkan datangnya penyakit (disease). Manusia seperti sistem energi yang terintegrasi antara diri dan lingkungannya. Apabila sistem ini berjalan baik, maka manusia hidup sehat dan bahagia. Begitu juga sebaliknya.
Tak dapat dipungkiri, bahwa kini kita hidup dalam dunia yang penuh dengan kontaminasi, sehingga detoksifikasi jiwa atau proses pemurnian diri sangat diperlukan untuk tujuan kebahagiaan dan kesehatan diri. Kontaminasi jiwa hadir berupa pikiran, perasaan, kenangan, dan keyakinan yang tidak memberdayakan dan mengahalangi diri untuk meraih kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Lalu menurut Anda, apa itu kebahagiaan? Akui bila selama ini Anda mengartikan ketidakbahagiaan dengan konsep kekurangan. Sehingga kebahagiaan adalah tentang memeroleh apa yang kita inginkan. “Apabila kita masuk dalam konsep permainan pikiran ini, maka kita terjebak dalam proses pemenuhan rasa kekurangan, lalu kita terjebak dalam ego dan selalu mencari kebahagiaan baru. Padahal, bahagia itu sederhana, namun sebuah state of mind”, pungkas Awareness Transformation Facilitator dari Remedi Indonesia, Ferry Fibriandani. Mengapa sederhana? Karena bahagia akan hadir bila kita memutuskan menjadi bahagia. Untuk mencapainya, segala bentuk kontaminasi jiwa yang tidak bermanfaat perlu dilepaskan. (MEL) Foto: Dok. Dewi