Awal Mei 2017 lalu, dewi mendapatkan undangan dari Sephora Indonesia untuk bertolak ke Singapura. Kali ini benar-benar untuk bertemu dengan Caudalie yang memang sudah ditunggu-tunggu kehadirannya di Asia, terutama di Indonesia. Tepat di tanggal 4 Mei 2017, dewi berangkat ke Singapura. Tak menunggu lama, dewi bersama dua teman jurnalis lainnya langsung menghadiri press event yang digelar secara eksklusif di Flutes Restaurant, National Museum of Singapore, Singapura.
Menjadi sebuah kehormatan bagi dewi untuk dapat bertemu dan berkenalan secara langsung dengan
Mathilde Thomas yang merupakan Founder dari Caudalie, juga General Manager Caudalie bernama Maeva de Cazenove. Pada press event ini Mathilde menceritakan kisah Caudalie yang ia dirikan bersama sang suami Bertrand Thomas pada 1995.
“Kisah Caudalie bermula di Bordeaux, Perancis, di jantung perkebunan anggur milik keluarga yang luasnya ratusan hektar. Keluarga saya memang fokus pada usaha produksi beragam wine. Sampai akhirnya saya bertemu dengan Profesor Joseph Vercauteren pada tahun 1993 saat sedang panen anggur di Chateu Smith Haut Lafitte, yang akhirnya membuka cakrawala baru dalam dunia kecantikan,” ceritanya. Profesor Joseph Vercauteren adalah seorang Director of the Laboratory of Pharmacognosy di Montpellier’s University of Pharmacy, Perancis, yang terasosiasi dengan French National Center for Scientific Research (CNRS). Ia juga seorang ahli polyphenols – anti oksidan natural yang terkandung dalam buah anggur.
Saat itu, sang profesor mengatakan kepada Mathilde “Tahukah Anda bahwa banyak sekali harta karun yang telah Anda buang dengan percuma?”. Mathilde terheran pada pertanyaan sang profesor. Ternyata, dalam proses produk wine, ada bagian-bagian dari anggur yang tidak digunakan dan dibuang – biji dan kulit anggur misalnya – yang kaya akan polyphenols. Sejak percakapan itu, Mathilde terinspirasi untuk melakukan riset tentang khasiat buah anggur untuk kecantikan, dan sang profesor pun menjadi scientific advisor untuk Caudalie. Dua tahun kemudian, Caudalie didirikan dan merilis produk perdananya yaitu dua krim wajah dan suplemen kecantikan yang berbahan dasar polyphenols yang hadir di beberapa farmasi di Bordeaux. Sejak itu, Mathilde mendirikan Research Convention bersama Faculty of Pharmacy di Bordeaux untuk menyiapkan inovasi-inovasi lainnya. (MEL) Foto: Dok. MEL, Caudalie
Menjadi sebuah kehormatan bagi dewi untuk dapat bertemu dan berkenalan secara langsung dengan
Mathilde Thomas yang merupakan Founder dari Caudalie, juga General Manager Caudalie bernama Maeva de Cazenove. Pada press event ini Mathilde menceritakan kisah Caudalie yang ia dirikan bersama sang suami Bertrand Thomas pada 1995.
“Kisah Caudalie bermula di Bordeaux, Perancis, di jantung perkebunan anggur milik keluarga yang luasnya ratusan hektar. Keluarga saya memang fokus pada usaha produksi beragam wine. Sampai akhirnya saya bertemu dengan Profesor Joseph Vercauteren pada tahun 1993 saat sedang panen anggur di Chateu Smith Haut Lafitte, yang akhirnya membuka cakrawala baru dalam dunia kecantikan,” ceritanya. Profesor Joseph Vercauteren adalah seorang Director of the Laboratory of Pharmacognosy di Montpellier’s University of Pharmacy, Perancis, yang terasosiasi dengan French National Center for Scientific Research (CNRS). Ia juga seorang ahli polyphenols – anti oksidan natural yang terkandung dalam buah anggur.
Saat itu, sang profesor mengatakan kepada Mathilde “Tahukah Anda bahwa banyak sekali harta karun yang telah Anda buang dengan percuma?”. Mathilde terheran pada pertanyaan sang profesor. Ternyata, dalam proses produk wine, ada bagian-bagian dari anggur yang tidak digunakan dan dibuang – biji dan kulit anggur misalnya – yang kaya akan polyphenols. Sejak percakapan itu, Mathilde terinspirasi untuk melakukan riset tentang khasiat buah anggur untuk kecantikan, dan sang profesor pun menjadi scientific advisor untuk Caudalie. Dua tahun kemudian, Caudalie didirikan dan merilis produk perdananya yaitu dua krim wajah dan suplemen kecantikan yang berbahan dasar polyphenols yang hadir di beberapa farmasi di Bordeaux. Sejak itu, Mathilde mendirikan Research Convention bersama Faculty of Pharmacy di Bordeaux untuk menyiapkan inovasi-inovasi lainnya. (MEL) Foto: Dok. MEL, Caudalie