Saya termasuk kelompok yang agak terlambat jatuh cinta pada bronzer. Pasalnya, dulu saya selalu merasa wajah saya jadi terlihat medok dan orang-ey (Trump-y? Ew) saat memakai bronzer. Entah karena cara dan teknik pemakaian yang salah, pemilihan warna yang salah, atau gabungan keduanya. Namun sejak beberapa tahun lalu, saya jadi penggila bronzer—diawali oleh perkenalan saya dengan Benefit Hoola Light yang menurut saya sangat ‘masuk’ dengan warna kulit saya yang cenderung terang dengan undertone kuning.
Produk makeup yang satu ini bahkan yang paling cepat habis (hit the pan) ketimbang blush dan highlighter. Saya memakai bronzer tidak hanya untuk memberikan sentuhan sunkissed pada kulit namun juga untuk shading area rahang saya. Terkadang saya juga menggunakan produk ini sebagai eyeshadow karena warnanya yang netral, sehingga bronzer jadi salah satu barang yang wajib saya bawa saat traveling dan malas membawa terlalu banyak makeup.
Sejak saya lebih banyak diam di rumah dan tidak bisa sering-sering traveling ke pulau atau pantai di tahun ini, saya jadi semakin rajin mengaplikasikan bronzer untuk memberikan efek “habis liburan” pada tampilan saya—hingga kini, saya sudah mengosongkan dua buah produk sejak awal PSBB. Berikut beberapa yang jadi andalan.
Benefit Hoola Light
Produk yang membuat saya jadi religious bronzer user. Warna cokelatnya yang lembut dan matte membuatnya sangat aman untuk pemula karena tidak mudah membuat wajah jadi terlihat belang saat digunakan untuk shading.