Di tengah pandemi korona, ada banyak kebutuhan mendasar yang ramai-ramai dibeli, dan bahkan langsung habis di pasaran. Tapi, sebenarnya ada beberapa benda yang sebenarnya tak perlu Anda beli. Apa alasannya? Selain merugikan banyak orang, benda-benda ini juga sebenarnya disalahgunakan tak sesuai dengan fungsinya.
Alcohol Swab
Anda memborong alcohol swab untuk mengusap layar smartphone mahal Anda? Percayalah, ada orang-orang yang lebih membutuhkan alcohol swab, ketimbang harus berakhir untuk mengusap layar iPhone.
Menurut Halodoc, alcohol swab merupakan ‘salah satu alat kesehatan berupa kapas atau tisu alkohol antiseptik yang digunakan untuk membersihkan luka dan pembersih alat-alat medis.’ Alcohol swab, dapat juga digunakan untuk antiseptik pre-injeksi, pemasangan IV, pengambilan darah, melepas jahitan, atau tindakan lainnya yang memerlukan antisepsi.
Bayangkan jika Anda bagian dari lebih dari 10 juta penderita diabetes tipe 2 di Indonesia yang secara berkala membutuhkan alcohol swab untuk proses pembersihan alat kesehatan sebelum menyuntikkan insulin. Betapa merepotkannya saat Anda tak bisa menemukan alcohol swab di apotek terdekat hanya karena banyak orang memborongnya untuk mengusap layar gawai mereka.
Tentu Anda tidak mau melakukan hal tidak bertanggung jawab itu bukan?
Virus Shut Out alias Name-tag-antivirus-yang-entah-tak-jelas-apa-fungsinya
Produk ini booming saat awal kasus positif virus korona diumumkan. Virus Shut Out ini diklaim sebagai produk Jepang yang langka stoknya. Berawal dari media sosial, ‘name tag antivirus’ ini belakangan juga dipakai oleh para selebritas. Nagita Slavina terlihat pernah mengenakan ‘name tag’ ini.
Lantas, apakah sebenarnya ini berguna untuk sepenuhnya menangkal virus? Menurut dr Listya Paramita, Sp.KK, alat ini sebenarnya tidak berguna untuk menangkal virus ataupun bakteri. Alasan utamanya adalah karena bahan aktif chlorine dioxide yang dipergunakan dalam benda ini hanya menjangkau bagian dada saja. Jadi, karena ini hanya digantung saja dan bahan aktifnya tidak digunakan untuk mengusap permukaan apapun, otomatis, name tag antivirus ini menjadi tidak berguna.
Bahkan, sebenarnya chlorine dioxide ini bisa mengganggu sistem pernafasan saat didekatkan dengan hidung ataupun mulut. Di Jepang sendiri, penjualan benda ini sudah dilarang dan mereka diminta untuk mengganti klaim anti-virus pada produknya.