Simak Perjuangan Sutradara Jafar Panahi Melalui Karya Filmnya
Perngorbanan Jafar Panahi dalam berkarya menghiasi kisah di balik film-filmnya yang menonjolkan sisi kemanusiaan.
14 Jun 2017


1 / 1
Selain sutradara, ia  penulis naskah dan editor film yang juga termasuk dalam gerakan Iranian  New Wave. Panahi juga sempat dikenal sebagai asisten sutradara Abbas Kiarostami, sebelum akhirnya mendapat pengakuan internasional terhadap filmnya sendiri, yaitu The White Balloon (1995), yang mendapat penghargaan Camera d’Or pada Festival Film Cannes 1995. Penghargaan ini merupakan penghargaan utama yang pertama kali dimenangkan oleh orang Iran di Cannes.
 
Film-film Panahi kerap dibungkam oleh negaranya sendiri, tapi terus mendulang berbagai penghargaan internasional, seperti Golden Leopard di Locarno International Film Festival untuk The Mirror (1997), The Golden Lion di Venice Film Festival untuk The Circle (2000), dan Silver Bear for Best Director di Berlin Film Festival untuk Offside (2006). Filmnya dikenal karena perspektif humanistiknya mengenai kehidupan di Iran, seperti kehidupan anak-anak, kaum miskin, dan perempuan.
 
Pada 2010 lalu, Panahi akhirnya ditangkap bersama istri, anak perempuannya, dan 15 temannya, dengan tuduhan membuat propaganda melawan pemerintah Iran. Meskipun Panahi mendapat banyak dukungan dari para pembuat film, organisasi film, dan organisasi hak asasi manusia dari berbagai belahan bumi, Ia tetap divonis hukuman enam tahun penjara dan larangan 20 tahun untuk menyutradarai film, menulis skenario, dan tidak diizinkan untuk diwawancarai media lokal maupun internasional. Panahi juga menjadi tahanan kota dan tidak dapat meninggalkan negaranya, kecuali untuk berobat atau melakukan ibadah haji. Meski begitu tanpa memperhatikan larangan, Panahi tetap memproduksi filmnya dan tetap mendapat penghargaan. (TA) Foto: Dok. Istimewa
 

 

Author

DEWI INDONESIA