Simak Empat Buku Menarik Tentang Kisah Cinta dan Film India Pilihan Dewi
Dewi merangkum beberapa buku bertemakan cinta yang tidak pernah habis untuk dikisahkan lewat berbagai latar dan tokohnya.
9 Jun 2017


3 / 4
Rasa cinta dapat melanda siapa saja. Tapi bagaimana kalau cinta itu melanda sebuah bus kota rongsokan? Bus ini dulu melayani rute dalam kota hingga akhirnya dia tak layak beroperasi lagi dan diam-diam dibawa ke tempat pembuangan sampah tanpa sepengetahuan para pengemudi yang menyayanginya, yang berkali-kali mencegah dia dibuang.
 
Novel Semua Ikan di Langit, yang mengisahkan riwayat bus kota ini, ditulis Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Dia menyuguhkan sebuah dunia ganjil, yang dapat membuat kita larut di dalamnya.  Ziggy, yang orangtuanya memberi nama tersebut akibat terpukau lagu-lagu David Bowie dan Ziggy Stardust sebagai salah satu persona sang penyanyi dan musikus ini, telah menerbitkan novel debutannya tentang anak yang tersia-sia, Di Tanah Lada, dan semakin matang dalam Semua Ikan di Langit.
 
Di tempat sampah pula bus kota bertemu dengan Beliau, sosok yang dipujanya dan dicintainya. Beliau adalah mayat anak laki-laki, yang sampai akhir novel ini kita tidak pernah memperoleh jawaban mengapa Beliau berakhir di sana. Apakah dia adalah satu dari sekian banyak anak terlantar di kota-kota besar kita yang bernasib tragis atau anak malang korban kekerasan? Bus kota rongsok pun tidak mengetahuinya. Novel ini dituturkan dalam bahasa yang halus, bersih, dan intens.  Penuh kejutan serta mengharukan. Bus dan Beliau bertualang di bumi dan di angkasa, mampir di kota-kota dunia, menjumpai berbagai manusia dan makhluk yang berduka, baik hati maupun yang penuh tipu daya. Seekor kecoa, bernama Nad, sempat menyertai petualangan mereka, sampai suatu hari melakukan kesalahan dan dipunahkan Beliau. Ambiguitas dalam karya sastra  juga memungkinkan para pembaca menafsirkan serta merenungkan kembali konsep semesta raya dan sang pencipta saat menyimak novel ini.  Ketika bus hancur berkeping-keping akibat ulah sosok jahat, Si Jahanam, tanpa sadar kita akan menangisi ajal sebuah bus kota rongsok, yang barangkali membuat kita  merasa beruntung masih memiliki rasa kemanusiaan itu.
 
Namun, dalam  novel 24 Jam Bersama Gaspar karya Sabda Armandio, kita diajak bertualang ke dunia kejahatan manusia yang melibatkan sosok “aku” yang mengendarai sepeda motor bernama Cortazar, nama belakang sastrawan Julio Cortazar yang memang disukai sang penulis, dan mengenakan jaket berlambang naga. Ketegangan, misteri dan kelucuan menjadi kata-kata kunci novel ini.  Alur cerita bergerak dinamis dalam bahasa yang segar.
 
Setelah menyimak dua novel petualangan yang menakjubkan, kita akan terhibur sekaligus tercenung membaca karya non fiksi Mahfud Ikhwan, Aku dan Film India Melawan Dunia.  Film-film India ternyata paling menggugah hati serta kesadaran umat di Indonesia, tapi banyak yang enggan mengakuinya. Film-film ini jauh dari suasana hening, meski mengisahkan kesedihan ataupun tragedi. Musiknya ramai, lagunya mendayu, dan sepasang kekasih ataupun serombongan penari akan meliuk-liuk mengikuti irama dengan lincah. Penulis buku ini mengibaratkan menonton film India sama dengan menonton film terlarang, yang dinikmati secara seksama tapi dipungkiri eksistensinya. Sosok-sosok pemain film India dikisahkan dengan takzim, penuh penghormatan. Misalnya, Amitabh Bachchan. Dia rupanya “terlalu budiman, jenis remaja India yang tak dikehendaki oleh Subhas Bose (Bapak Tentara Nasional India itu)” saat remaja. Namun, dia lahir saat India tengah dalam gejolak melawan Inggris dan hampir dinamai Inquilab atau Revolusi oleh ayahnya. Memahami film-film India membuat pembaca menyimak sejarah dan politik sebuah negeri. Tentu saja, sebagaimana film India, gaya bertutur buku ini terasa lincah.
 
Dari film-film India yang menjadikan tarian dan lagu sebagai pembawa kisah dan ekspresi kehidupan, kita menyimak sejarah Iran dari sisi personal, melalui novel grafis Persepolis karya Marjane Satrapi. Dia lahir di Iran dan kini menetap di Paris. Novel ini dibuka dengan latar waktu setelah revolusi Islam di Iran. Semua perempuan dipaksa mengenakan jilbab. Marji kecil juga tak luput dari keharusan itu. Ibunya yang dulu berpakaian ala Barat dan mencat rambut ikut demonstrasi menolak jilbab, tapi akhirnya harus mengikuti peraturan itu. Alur cerita kemudian mundur ke masa sebelum revolusi, yaitu di masa Syah Iran berkuasa. Kakek Marji melawan pemerintah yang korup hingga dijebloskan ke penjara. Paman Marji, Anoosh, seorang revolusioner, dieksekusi pemerintahan Islam, karena dianggap agen Soviet. Di hari terakhir hidupnya Anoosh hanya boleh menerima satu kunjungan dan dia memilih untuk dikunjungi keponakannya, Marji.  Novel ini mengisahkan jatuh bangun tiga generasi dalam sebuah keluarga kelas menengah Iran seiring pergantian kekuasaan. Di usia dewasa, Marji memutuskan pergi dari negerinya untuk menetap di Eropa. Novel ini dilarang di Iran secara resmi, tapi dapat diperoleh secara sembunyi-sembunyi. (LC) Foto: The Miscellany News, EA Books, GPU, Buku Mojok

Buku-Buku Pilihan:
Semua Ikan di Langit -  Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
24 Jam Bersama Gaspar -  Sabda Armandio
Aku dan Film India Melawan Dunia - Mahfud Ikhwan
Persepolis - Marjane Satrapi

 

 

Author

DEWI INDONESIA