Berapa banyak dari Anda yang selalu membuat resolusi setiap kali menyambut tahun baru? Seperti apa resolusi yang berharap dapat Anda capai? Menjadi pribadi yang lebih baik? Memiliki pendamping hidup di tahun berikutnya? Berada di posisi menjanjikan dalam hal karier? Atau sesederhana dapat selalu memiliki waktu untuk diri sendiri? Apapun itu, rasanya memiliki resolusi serasa sudah menjadi tradisi atau kewajiban bagi setiap individu yang dilakukan dalam satu tahun sekali. Terlepas apakah kita benar-benar sepenuh hati berniat mewujudkannya atau tidak.
Jika dipikir-pikir, mengapa hampir setiap individu memiliki membuat resolusi? Bagi beberapa orang, mungkin dengan membuat resolusi, hal tersebut bisa menjadi penyemangat dalam menjalani hidup. Mereka jadi tahu apa yang harus dikerjakan atau dikejar ke depannya. Singkat kata, resolusi bisa menjadi sebuah trigger. Bayangkan jika kita tidak tahu apa yang mau kita capai ke depannya. Bayangkan jika kita tidak memiliki goal apapun. Bayangkan jika kita tidak memiliki pendorong, atau semangat, atau pemicu untuk menjalankan hidup. Mungkin rasanya akan menjadi pribadi yang tersesat di kehidupannya sendiri dan berpikir bahwa segala waktu dan tenaga yang sudah dicurahkan di saat itu jadi terbuang sia-sia karena individu tersebut tidak memiliki tujuan apa-apa.
Mengintip dari sebuah artikel yang sempat dirilis di psychologytoday.com, memiliki goal atau tujuan dalam hidup membuat kita sebagai insan manusia jadi punya kejelasan dalam menjalani kehidupan, memberikan kita makna dan motivasi untuk terus hidup, dan mampu membuat kita menjalani berbagai proses serta perkembangan diri.
Lebih dari itu, resolusi juga bisa menjadi cara seorang individu untuk mengevaluasi dirinya. Seberapa jauh kita sudah melangkah di tahun sebelumnya? Rintangan seperti apa yang gagal kita lalui di tahun lalu? Apa yang harus dilakukan di tahun selanjutnya agar hal tersebut tidak kembali terulang di tahun ini? Dari situ, kita bisa membenahi diri dan tahu apa yang menjadi penyebabnya. Apakah dari lingkungan luar, atau mungkin malah berasal dari dalam diri sendiri?
Perlu diakui, disiplin untuk menjalankan resolusi memang tidak mudah. Sebuah penelitian yang disebutkan di onemedical.com menunjukkan bahwa hanya 10% dari mereka yang berpegang teguh menjalankan resolusi mereka di tahun tersebut. Menurut Alyssa Mass, MFT, seorang psikoterapis di Los Angeles, setidaknya ada tiga hal yang membuat mereka disiplin menjalankan resolusinya. “Yaitu refleksi diri, rasa peduli atau kesadaran mereka sendiri, dan dukungan dari orang-orang sekitar,” ungkapnya, melansir dari onemedical.com.
“Selain itu, pastikan juga resolusi yang dibuat tersebut haruslah bermakna, spesifik, minim friksi, dan dapat dilakukan berulang-ulang atau terus-menerus,” tambah Shawn Casey, pakar kesehatan One Medical.
Dalam membuat resolusi, jangan jadikan hal tersebut sebagai beban dan malah membuat Anda jadi stres sehingga merasa terpaksa dalam mewujudkannya. Jangan lupa juga untuk selalu bersikap baik terhadap diri sendiri. Artinya, jangan terlalu kecewa jika resolusi Anda belum terwujud di tahun yang diinginkan. Sebaliknya, cobalah berpikir bahwa setidaknya sudah ada usaha yang Anda lakukan menuju arah sana dan ada kemajuan yang terjadi dalam diri, sekecil apapun itu.
Terlepas secara tertulis apakah Anda memiliki resolusi atau tidak, namun pada dasarnya pasti sebagai insan manusia ada sebuah keinginan atau perbaikan yang ingin diraih dalam menjalani hidup. Resolusi tahun baru sejatinya adalah sebuah pengingat akan siapa diri kita dan apa yang harus kita lakukan dengan hidup kita ke depannya. (RJ) Foto: Pexels.
Topic
CultureAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia