Mengikuti kesuksesan Alexander McQueen: Savage Beauty, The Metropolitan Museum of Art Costume Institute di New York kembali menghadirkan eksibisi mode. Terinspirasi oleh seri “Impossible Interviews” besutan Miguel Covarrubia yang dimuat di majalah Vanity Fair pada tahun 1930an, eksibisi Schiaparelli and Prada: Impossible Conversations bermaksud untuk menarik garis paralel antara karya dua desainer Italia Miuccia Prada dan mendiang Elsa Schiaparelli yang meninggal di tahun 1973.
Meski rentang karir mereka tidak bersinggungan, keduanya memperlihatkan sensibilitas serta kecenderungan estetika yang relatif serupa. Sebagai contoh, Schiaparelli pernah mengaplikasikan kain Sari India pada desain gaun malam berbahan sifon di tahun 1935. Material yang sama juga digunakan oleh Prada di tahun 2004. Eksibisi ini akan menghadirkan kurang lebih 90 potong busana dan 30 aksesori rancangan Schiaparelli (1890-1973) mulai akhir 1920-an hingga awal 1950-an dan Prada sejak akhir 1980-an hingga kini. Tujuh galeri akan membagi eksibisi ini menurut tema: "Waist Up/Waist Down," "Ugly Chic," "Hard Chic," "Naïf Chic," "The Classical Body," "The Exotic Body," dan "The Surreal Body."
Bukan hanya itu, sutradara kondang asal Australia Baz Luhrmann juga turut menyumbang video montase yang menyandingkan kesamaan tema antar kedua desainer meski diolah dengan pendekatan yang berbeda. “Bagi kedua wanita ini, mode adalah sebuah cara untuk merefleksikan prinsip budaya dan politik, serta mempromosikan prinsip kecantikan dan feminitas yang tidak konvensional,” jelas kurator Costume Institute, Harold Koda.
Menariknya, Prada justru tidak antusias terhadap perbandingan ini. “Saat saya memikirkan dia, saya memikirkan masa lalu,” pungkasnya. Ia bersikeras tidak pernah secara sengaja mereplikasi karya Schiaparelli. “Tapi cinta terhadap seni dan kecenderungan untuk mendobrak aturan menyatukan kami.” (JO)
Eksibisi ini berlangsung mulai 10 Mei hingga 19 Agustus 2012.
Foto: Dok. The Metropolitan Museum of Art
Meski rentang karir mereka tidak bersinggungan, keduanya memperlihatkan sensibilitas serta kecenderungan estetika yang relatif serupa. Sebagai contoh, Schiaparelli pernah mengaplikasikan kain Sari India pada desain gaun malam berbahan sifon di tahun 1935. Material yang sama juga digunakan oleh Prada di tahun 2004. Eksibisi ini akan menghadirkan kurang lebih 90 potong busana dan 30 aksesori rancangan Schiaparelli (1890-1973) mulai akhir 1920-an hingga awal 1950-an dan Prada sejak akhir 1980-an hingga kini. Tujuh galeri akan membagi eksibisi ini menurut tema: "Waist Up/Waist Down," "Ugly Chic," "Hard Chic," "Naïf Chic," "The Classical Body," "The Exotic Body," dan "The Surreal Body."
Bukan hanya itu, sutradara kondang asal Australia Baz Luhrmann juga turut menyumbang video montase yang menyandingkan kesamaan tema antar kedua desainer meski diolah dengan pendekatan yang berbeda. “Bagi kedua wanita ini, mode adalah sebuah cara untuk merefleksikan prinsip budaya dan politik, serta mempromosikan prinsip kecantikan dan feminitas yang tidak konvensional,” jelas kurator Costume Institute, Harold Koda.
Menariknya, Prada justru tidak antusias terhadap perbandingan ini. “Saat saya memikirkan dia, saya memikirkan masa lalu,” pungkasnya. Ia bersikeras tidak pernah secara sengaja mereplikasi karya Schiaparelli. “Tapi cinta terhadap seni dan kecenderungan untuk mendobrak aturan menyatukan kami.” (JO)
Eksibisi ini berlangsung mulai 10 Mei hingga 19 Agustus 2012.
Foto: Dok. The Metropolitan Museum of Art