Di antara deretan kios makanan, benda vintage, dan busana yang memenuhi lorong
Pasar Santa, sebuah pasar tradisional di bilangan Jakarta Selatan, terdapat
sebuah ruang lain yang tampak menarik perhatian. Ukurannya tak lebih dari 10x10
meter. Lambang POST berwarna kuning
dan hitam, serta tulisan “books, gathering, and all things creative”
mengundang mereka yang lewat untuk berhenti. Sekali waktu tempat tersebut
merupakan sebuah pop up book store.
Di waktu lain, POST bisa beralih fungsi sebagai ruang pameran seni, fotografi, ruang diskusi,
lokakarya, atau showroom interior.
“POST adalah ruang untuk buku, berkumpul, dan segala sesuatu yang kreatif,” ujar Maesy Ang,
pemilik POST. Kerinduan akan sebuah ruang kreatif menjadi landasan Maesy Ang,
Steven Ellis, dan Teddy W. Kusuma dalam mendirikan POST. Mereka sadar akan
berbagai komunitas kreatif yang terus bermunculan di Jakarta. Oleh karena itu, sebuah inisiatif menyediakan ruang untuk
menyalurkan kreativitas didirikan. Mendirikannya di pasar tradisional bukan
tanpa alasan. Melihat Pasar Santa
telah dipenuhi kios yang didirikan oleh individu kreatif membuat pemilik POST
percaya bahwa lokasi tersebut bisa menjadi wadah tepat.