Apa yang menjadi irisan antara sebuah brand jam tangan premium dan seorang desainer papan surf? Dalam kasus IWC Schaffsausen dan Hayden Cox, irisan itu ialah semangat artisan dan prinsip manufkatur yang ramah lingkungan.
Dan hal ini keduanya sampaikan lewat video kampanye terbaru IWC Schaffhausen menampilkan proses upcycling yang dilakukan Hayden Cox di studionya, Haydenshapes.
Hayden Cox adalah seorang desainer papan selancar berbasis di Australia yang memraktikkan upcycling dalam proses pembuatan papan. Dilansir siaran pers, Hayden menyatakan sekitar 30%-40% dari bahan baku pembuatan papan selancar menjadi limbah yang berujung di tempat pembuangan sampah.
“Tujuan saya adalah untuk membuat papan selancar tanpa menghasilkan sampah baru. Dan jika pun ya, saya ingin sampah itu tetap bisa digunakan membuat produk yang lain,” kata Hayden.
Ide ini ia dapatkan sepulangnya ia dari pabrik IWC Schaffhausen. Di sana, Hayden melihat bagaimana metal-metal sisa bahan baku jam tangan tidak dibiarkan menjadi sampah. Melainkan, dikumpulkan dan dilebur ulang untuk menjadi bahan baku baru. “Dari tur itulah ide saya untuk membuat proses manufaktur papan selancar lewat metode upcycling,” sambung Hayden lagi.
Keselarasan proses manufaktur dengan keberlangsungan alam memang telah lama menjadi inti semangat IWC Schaffhausen. Tak hanya menjadi yang terdepan dalam menerapkan prinsip manufaktur yang berkelanjutan, perusahaan arloji asal Swiss itu juga menyatakan diri dalam Ellen MacArthur Foundation’s New Plastics Economy Global Commitment untuk meminimalisasi sampah plastik.
“Kami melihat keberlangsungan sebagai bagian tak terpisahkan dari masa depan kita dan telah menjadi prinsip dasar dari seluruh proses produksi kami,” kata CEO IWC Schaffhausen Franziska Gsell. Mulai dari penggunaan energi baru dan terbarukan di pabrik-pabrik serta kantor pusatnya hingga metode kemasan baru yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi material plastik hingga 90%. (SIR). Foto: IWC Schaffhausen.
Dan hal ini keduanya sampaikan lewat video kampanye terbaru IWC Schaffhausen menampilkan proses upcycling yang dilakukan Hayden Cox di studionya, Haydenshapes.
Hayden Cox adalah seorang desainer papan selancar berbasis di Australia yang memraktikkan upcycling dalam proses pembuatan papan. Dilansir siaran pers, Hayden menyatakan sekitar 30%-40% dari bahan baku pembuatan papan selancar menjadi limbah yang berujung di tempat pembuangan sampah.
“Tujuan saya adalah untuk membuat papan selancar tanpa menghasilkan sampah baru. Dan jika pun ya, saya ingin sampah itu tetap bisa digunakan membuat produk yang lain,” kata Hayden.
Ide ini ia dapatkan sepulangnya ia dari pabrik IWC Schaffhausen. Di sana, Hayden melihat bagaimana metal-metal sisa bahan baku jam tangan tidak dibiarkan menjadi sampah. Melainkan, dikumpulkan dan dilebur ulang untuk menjadi bahan baku baru. “Dari tur itulah ide saya untuk membuat proses manufaktur papan selancar lewat metode upcycling,” sambung Hayden lagi.
Keselarasan proses manufaktur dengan keberlangsungan alam memang telah lama menjadi inti semangat IWC Schaffhausen. Tak hanya menjadi yang terdepan dalam menerapkan prinsip manufaktur yang berkelanjutan, perusahaan arloji asal Swiss itu juga menyatakan diri dalam Ellen MacArthur Foundation’s New Plastics Economy Global Commitment untuk meminimalisasi sampah plastik.
“Kami melihat keberlangsungan sebagai bagian tak terpisahkan dari masa depan kita dan telah menjadi prinsip dasar dari seluruh proses produksi kami,” kata CEO IWC Schaffhausen Franziska Gsell. Mulai dari penggunaan energi baru dan terbarukan di pabrik-pabrik serta kantor pusatnya hingga metode kemasan baru yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi material plastik hingga 90%. (SIR). Foto: IWC Schaffhausen.
Topic
CampaignAuthor
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta