Di tahun 2011, Angkie Yudistia mendirikan Thisable Enterprise, lembaga independen yang disebutnya ‘social business for social profit’. Katanya, “Semua orang bisa menjadi pengusaha tetapi yang penting bagaimana ia menjadi pengusaha yang berdampak. Nama Thisable menandakan bahwa kaum difabel memiliki kemampuan dan kesempatan yang layak.” Thisable juga berdiri karena Angkie tidak ingin kaum difabel ikut mengalami masa-masa terberat yang pernah dialaminya dalam hidup peraih master di bidang komunikasi pemasaran dari London School of Public Relation.
Di bawah bendera Thisable Enterprise, ia mulai mendekati pemerintah agar peduli dan ikut berperan memberdayakan kaum difabel, termasuk mengupayakan perizinan agar program-program lembaganya berjalan lancar. Ia bahkan melakukan kampanye sosial dan pendampingan kaum difabel hingga ke Timor Leste. Skema pun dirancang. Ia membuka peluang kerja bagi kaum difabel dengan usia produktif untuk bergabung di organisasi tersebut, “Akhirnya berhasil tersaring 10 orang. Bagi saya bukan berapa banyak orang yang bergabung tetapi berapa banyak orang yang bergabung mampu berkarya.”
Angkie Yudistia ingin mewujudkan impiannya. Ia hendak menciptakan institusi pendidikan untuk kaum difabel. Ia tak kenal menyerah, “Memperjuangkan kaum difabel ialah program yang sangat panjang dan butuh komitmen untuk melakukannya.” (JAR) Foto: Adelli Arifin.
Di bawah bendera Thisable Enterprise, ia mulai mendekati pemerintah agar peduli dan ikut berperan memberdayakan kaum difabel, termasuk mengupayakan perizinan agar program-program lembaganya berjalan lancar. Ia bahkan melakukan kampanye sosial dan pendampingan kaum difabel hingga ke Timor Leste. Skema pun dirancang. Ia membuka peluang kerja bagi kaum difabel dengan usia produktif untuk bergabung di organisasi tersebut, “Akhirnya berhasil tersaring 10 orang. Bagi saya bukan berapa banyak orang yang bergabung tetapi berapa banyak orang yang bergabung mampu berkarya.”
Angkie Yudistia ingin mewujudkan impiannya. Ia hendak menciptakan institusi pendidikan untuk kaum difabel. Ia tak kenal menyerah, “Memperjuangkan kaum difabel ialah program yang sangat panjang dan butuh komitmen untuk melakukannya.” (JAR) Foto: Adelli Arifin.
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta