Sejak munculnya berita tentang wabah Coronavirus, semua orang menyiagakan diri. Sebagian orang mencari informasi, tetapi tak sedikit pula yang menyebarkan teori konspirasi. Yang jelas pembicaraan Coronavirus menjadi marak.
Salah satu topik yang terangkat dalam diskusi tentang wabah Coronavirus adalah film Contagion (2011) garapan Steven Soderbergh. Pembicaraan tentang film ini terutama ramai di Twitter hingga pada 28 Januari silam menduduki salah satu posisi 10 besar dalam daftar film paling banyak disewa di iTunes, seperti dilansir Business Insider.
Apa pasal? Apalagi jika bukan film itu mempunyai alur cerita yang kurang lebih sama dengan proses merebaknya wabah Coronavirus. Namun, tentu dengan perbedaan-perbedaan yang signifikan pula.
Yang paling signifikan adalah status yang ditetapkan terhadap merebaknya Coronavirus serta virus MEV-1 dalam film Contagion. Merebaknya virus MEV-1 ditetapkan sebagai pandemik global sementara Coronavirus ditetapkan sebagai Wabah. Meskipun WHO telah mengumumkannya sebagai darurat kesehatan global.
Perbedaan lain yang signifikan antara Coronavirus dan virus fiksional MEV-1 adalah persebaran dan tingkat kefatalannya. Dalam film Contagion risiko orang tertular virus MEV-1 sama rata, begitu pula tingkat kefatalannya. Namun, dalam kasus Coronavirus, rerata orang yang lebih berisiko tertular adalah mereka yang berusia 55 tahun. Sementara, mereka yang meninggal akibat Coronavirus setengahnya berusia 75 tahun. Itu pun diketahui kebanyakan di antara mereka telah lebih dulu mempunyai kondisi kesehatan yang buruk.
Kemudian, dalam film Contagion setidaknya 26 juta orang meninggal akibat virus fiksional MEV-1 di hari ke-29 persebarannya. Sementara korban Jiwa akibat Coronavirus dalam jangka waktu yang sama ialah 210 orang dan semuanya tinggal di China.
Selain itu, film Contagion juga mendramatisasi proses penemuan vaksin. Di film itu, para ilmuwan berhasil menemukan vaksin firus MEV-1 dalam jangka waktu 90 hari. Sementara realitanya, penemuan vaksin untuk Coronavirus di Wuhan setidaknya akan memakan Waktu 3,5 tahun. Proses pembuatan vaksin memang memakan jangka waktu yang panjang sampai ia bisa dipasarkan secara bebas. Ambil contoh vaksin virus Ebola yang prosesnya memakan waktu 20 tahun. (SIR). Foto: Dok. Istimewa.