L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) National Fellowship 2020 memberikan penghargaan kepada dua ilmuwan perempuan yang mengembangkan inovasi menghadapi pandemi.
Dua ilmuwan dianugerahkan fellowship L’Oréal-UNESCO FWIS, tidak hanya berfokus pada permasalahan yang sedang terjadi, namun juga memikirkan berbagai tantangan lain di dunia medis. Dari dampak lanjutan pada pasien Covid-19, hingga pemanfaatan robotik dalam tindakan rehabilitasi dan operasi.
Diketuai oleh Prof. Dr. Endang Sukara, Dewan Juri telah menetapkan dua pemenang L’Oréal-UNESCO For Women in Science 2020 yaitu Dr. Anggia Prasetyoputri, M.Sc. dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Latifah Nurahmi, MSc, PhD dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dr. Anggia Prasetyoputri, M.Sc mendeteksi koinfeksi bakteri pada pasien COVID-19 melalui metode sekuensing dari sampel swab. Ia menyadari adanya kemungkinan pasien COVID-19 terjangkit bakteri dan virus lain selain SARS-CoV-2.
Adanya koinfeksi atau infeksi simultan oleh bakteri dapat terjadi karena bakteri memiliki sifat oportunis yang bisa masuk saat tubuh sedang lemah, dan diketahui dapat memperparah kondisi sebagian pasien COVID-19.
Dengan metode pengurutan basa nukleotida atau sekuensing dari sampel swab, Ia berharap dapat membantu tenaga medis dalam mengidentifikasi ada tidaknya bakteri patogen di dalam tubuh pasien COVID-19 dalam waktu singkatdan memberikan informasi kepada dokter untuk memberikan antibiotik yang tepat kepada pasien.
Latifah Nurahmi, MSc, PhD meneliti robot operasi reduksi fraktur sebagai teknik bedah invasif minimal. Dalam pengembangannya, Latifah melihat potensi yang besar di bidang kedokteran, dimana pemanfaatan robot dalam mengurangi risiko operasi masih belum cukup dimanfaatkan.
Pengembangan penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi dunia kedokteran Indonesia, terutama di situasi pandemi saat ini. Keterlibatan teknologi robotika di dunia medis berperan besar untuk mengurangi risiko kontak fisik antara pasien dan dokter. (WHY) Foto: Dok. L’Oréal Indonesia