Sederet seniman kontemporer Tanah Air menghadirkan karya terbaru mereka di pameran “Present Continuous/ Sekarang Seterusnya” di Museum MACAN. Karya-karya mereka ini merupakan pemaknaan atas dampak situasi pandemi terhadap masyarakat lokal di berbagai daerah.
Uniknya, karya-karya dalam pameran ini dihasilkan lewat proses kreatif yang melibatkan eksplorasi beragam material, mitologi, bahkan bunyi-bunyian. Hasilnya adalah sederet karya instalasi dan seni rupa yang tak hanya estetis secara visual, tetapi juga mengajak kita untuk ikut mengalami memori-memori yang dihadirkan lewat suara serta visual yang dihadirkan oleh para senimannya.
Muhlis Lugis dari Makassar, misalnya, menghadirkan seri lukisan cukil kayu empat panel yang terinspirasi dari sosok Sanglang Serri (Dewi Padi) dalam epos Bugis I La Galigo. Mira Rizki dari Bandung, menghadirkan karya “Rebak Raung Warga” yang seolah mengajak pengunjung masuk ke pemukiman penduduk di Kecamatan Regol, Bandung, lewat bunyi-bunyian yang dihadirkan dalam instalasinya. Selain itu, ada juga karya kolaborasi Arifa Safura dan DJ Rencong (Banda Aceh), instalasi dan mural karya Kolektif Udeido (Jayapura) yang menyoroti permasalahan lingkungan dan sosial di tanah Papua, serta sebuah karya instalasi dari Unit Pelaksana Terrakota Daerah (UPTD) Majalengka.
Proyek ini telah berlangsung sejak September 2021 dengan berbagai aktivitas yang digelar secara daring. Membuka awal tahun ini, museum MACAN pun mengajak publik untuk menikmati dan mengapresiasi karya teranyar para perupa yang terlibat di sini, dengan berkunjung langsung ke ruang-ruang pamernya.
Kelima karya terbaru para seniman tersebut hadir perdana secara eksklusif di Museum MACAN, menandai puncak proyek kolaboratif ini. Pameran “Present Continuous/ Sekarang Seterusnya” di Museum MACAN akan dibukan untuk kunjungan publik selama periode 15 Januari-15 Mei 2022. (UP) Foto: Museum MACAN