Museum MACAN hadirkan rangkaian proyek seni kontemporer kolaboratif bertema “Present Continuous” atau dalam bahasa Indonesia “Sekarang Seterusnya”. Pameran ini bersinergi dengan para perupa dan komunitas seni yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Sinergi proyek ini sendiri diramaikan oleh lima seniman serta dukungan dari lima ko-kurator untuk ikut serta berkolaborasi dalam tema yang dipilih. Tema ini juga merupakan tanggapan atas pandemi COVID-19 yang tengah terjadi kini.
Present Continous telah resmi dibuka sejak 16 September 2021 dengan program publik berbentuk panel yang bersifat diskusi. Nantinya program tersebut akan diisi oleh sebuah percakapan yang disampaikan secara daring bersama lima ko-kurator. Program ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian program acara untuk pembukaan Museum MACAN, yang nantinya juga akan berlangsung pada bulan Desember.
Para seniman yang terlibat di pameran kolektif ini di antaranya Arifa Safura & DJ Rencong (Banda Aceh), Mira Rizki (Bandung), Muhlis Lugis (Makassar), Kolektif Udeido (Jayapura), dan Unit Pelaksana Terrakota Daerah (UPTD) (Majalengka). Pameran ini diselenggarakan secara dua pilihan, langsung dan daring. Berfokus pada situasi masyarakat adat dan kaitannya dengan pengalaman kolonial, sebuah memori kolektif, sejarah dari bunyi dan relasinya dengan konsep kehidupan bermasyarakat saat ini, serta mitologi, alam, industri kreatif yang berdampak pada perubahan kebijakan dan pengembangan ekonomi mikro pada kehidupan.
“Pandemi COVID-19 mendorong kita untuk mencari cara-cara baru untuk menghubungkan seniman dengan audiens, serta mendorong pemikiran yang berbeda akan riset dan kolaborasi. Sepanjang 16 bulan terakhir ini, melalui pembicaraan dengan kolega-kolega kami di Indonesia dan seluruh dunia, berbagi cerita dan ide tentang cara bekerja dan terus bergerak maju, kami menyadari bahwa kolaborasi organisasional, di mana kami bisa mengumpulkan kurator kurator yang bekerja di lingkungan dan kota mereka masing-masing, bisa menjadi satu cara untuk melampaui keterbatasan struktural ini. Ini lah yang membawa kami kepada Present Continuous / Sekarang Seterusnya," ungkap Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN dan Direktur Proyek Present Continuous / Sekarang Seterusnya. (SHM) Foto: Museum Macan.
Present Continous telah resmi dibuka sejak 16 September 2021 dengan program publik berbentuk panel yang bersifat diskusi. Nantinya program tersebut akan diisi oleh sebuah percakapan yang disampaikan secara daring bersama lima ko-kurator. Program ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian program acara untuk pembukaan Museum MACAN, yang nantinya juga akan berlangsung pada bulan Desember.
Para seniman yang terlibat di pameran kolektif ini di antaranya Arifa Safura & DJ Rencong (Banda Aceh), Mira Rizki (Bandung), Muhlis Lugis (Makassar), Kolektif Udeido (Jayapura), dan Unit Pelaksana Terrakota Daerah (UPTD) (Majalengka). Pameran ini diselenggarakan secara dua pilihan, langsung dan daring. Berfokus pada situasi masyarakat adat dan kaitannya dengan pengalaman kolonial, sebuah memori kolektif, sejarah dari bunyi dan relasinya dengan konsep kehidupan bermasyarakat saat ini, serta mitologi, alam, industri kreatif yang berdampak pada perubahan kebijakan dan pengembangan ekonomi mikro pada kehidupan.
“Pandemi COVID-19 mendorong kita untuk mencari cara-cara baru untuk menghubungkan seniman dengan audiens, serta mendorong pemikiran yang berbeda akan riset dan kolaborasi. Sepanjang 16 bulan terakhir ini, melalui pembicaraan dengan kolega-kolega kami di Indonesia dan seluruh dunia, berbagi cerita dan ide tentang cara bekerja dan terus bergerak maju, kami menyadari bahwa kolaborasi organisasional, di mana kami bisa mengumpulkan kurator kurator yang bekerja di lingkungan dan kota mereka masing-masing, bisa menjadi satu cara untuk melampaui keterbatasan struktural ini. Ini lah yang membawa kami kepada Present Continuous / Sekarang Seterusnya," ungkap Aaron Seeto, Direktur Museum MACAN dan Direktur Proyek Present Continuous / Sekarang Seterusnya. (SHM) Foto: Museum Macan.