Bukan hal yang aneh saat ekosistem kreatif di negara dunia ketiga seperti Indonesia carut-marut ketika krisis melanda. Di negeri ini, baik itu pemerintah maupun para pelaku kreatif belum bisa membangun sebuah jaring pengaman sistemik yang bisa menjamin keberlangsungan ekosistem industri mereka. Maka dari itu setiap kali krisis melanda, bantuan-bantuan yang digalang oleh kolektif-kolektif kecil tanpa komando pusat dan aturan yang jelas.
Inisiatif-inisiatif itu muncul dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa bantuan langsung. Ada pula bantuan yang dibalut dengan program seru seperti Arisan Karya yang digelar Museum MACAN. Lewat program ini, Museum MACAN akan mengumpulkan dana untuk para perupa Indonesia dari berbagai latar belakang.
Para perupa yang berpartisipasi diminta untuk mengirimkan karya mereka. Entah itu dalam. Bentuk lukisan, patung, karya cetak, atau foto. Arisan Karya bergerak dengan modus operandi pembelian kupon bernomor seharga Rp1 juta. Nantinya kupon bernomor ini akan dicocokkan dengan nomor karya seni dalam sesi Ungkap Karya di Instagram Live Museum MACAN (@museummacan).
Arisan Karya akan diadakan dalam tiga ronde pada Mei, Juni, dan Juli. Ronde pertama akan diadakan pada 20-28 Mei 2020 di situs resmi toko cinderamata Museum MACAN. Seluruh karya yang diikutsertakan dalam arisan ini bersifat misterius hingga hari Ungkap Karya. Adapun beberapa seniman yang akan berpartisipasi dalam inisiatif ini antara lain Melati Suryodarmo, Tisna Sanjaya, Saleh Husein, Agus Suwage, dan Ika Vantiani.
Selain mengirimkan karyanya untuk disertakan dalam arisan, para perupa yang ikut berpartisipasi dalam program ini juga akan membuat materi daring berupa tips berkarya, tutorial, serta berbagai info kreatif untuk dibagikan dengan publik. Nantinya perupa atau (badan sosial pilihan mereka) akan menerima 70% dari dana yang terkumpul. Sementara sisanya akan dialokasikan untuk memfasilitasi perupa untuk membagi ilmu dan pengalaman mereka dengan masyarakat lewat materi daring.
Untuk melengkapi sistem Dukungan ini, Museum MACAN akan menyediakan pelatihan praktis untuk manajer seni dari beberapa kota di Indonesia. Dalam program Koordinator Regional, manajer seni terpilih akan mendapatkan pelatihan dari tim MACAN. Di antaranya dalam bidang pengembangan bisnis, penanganan seni, dan komunikasi profesional. (SIR.) Foto: Museum MACAN.