Patek Philippe Watch Art Grand Exhibition Singapore 2019 resmi dibuka sejak 28 September lalu. Bertempat di Sands Theater, Marina Bay Sands, pameran ini merupakan yang pertama kalinya digelar di Asia, serta yang terbesar yang pernah digelar oleh brand jam tangan asal Geneva, Swiss ini.
Pembukaan Patek Philippe Watch Art Grand Exhibition Singapore 2019 dihadiri oleh Thierry Stern, Presiden dari Patek Philippe serta generasi keempat dari keluarga pemilik Patek Philippe. Thierry hadir bersama putranya, yang ia sebut akan menjadi generasi penerus Patek Philippe. Patek Philippe sendiri merupakan perusahaan jam tangan terakhir yang masih berdiri secara independen dan dijalankan oleh keluarga pemiliknya. Meski awal tahun ini sempat beredar gosip bahwa perusahaan tersebut akan dijual, kemunculan Thierry dan digelarnya pameran ini menjadi ajang untuk membantah spekulasi tersebut. Turut hadir untuk membuka pameran tersebut, Ms Sim Ann, Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura.
Seolah memindahkan Geneva ke Singapura, para tamu yang terdiri dari kolektor, pecinta jam, dan publik akan dibawa menelusuri salon-salon historis, pabrik, serta Patek Philippe Museum seperti layaknya di Geneva. Dunia Patek Philippe dihadirkan lewat 10 ruangan, dengan 1 ruangan yang khusus didedikasikan kepada Singapura dan negara-negara tetangganya.
Setelah memasuki area depan yang menampilkan instalasi seni bertema Singapura dan Asia Tenggara, para tamu bisa memasuki teater untuk menonton sejarah singkat berdirinya Patek Philippe. Kemudian alur ruangan membawa para tamu ke area Current Collection yang didominasi warna merah dan pink. Di sini ditampilkan koleksi-koleksi terbaru Patek Philippe, termasuk 6 jam tangan edisi terbatas yang diluncurkan di acara Watch Art Grand Exhibition Singapore ini.
Ruangan berikutnya bernama Napoleon Room, sebuah replica dari ruangan bernama sama di Patek Philippe Salon di Geneva. Ruangan ini dihiasi sebuah “jendela” besar yang menampilkan pemandangan danau Geneva—persis sama dengan pemandangan yang terlihat dari ruangan tersebut di Geneva. Ruangan ini dinamai Napoleon karena furnitur-furnitur yang terdapat di dalamnya kebanyakan berasal dari era Napoleon.
Berikutnya adalah Museum Room yang dibuat berdasarkan Patek Philippe Museum di Geneva, dan terbagi dalam dua area. The Antique Collection menampilkan koleksi-koleksi antik mulai dari tahun 1530, termasuk jam tangan pertama yang dibuat oleh Patek Philippe. Sementara The Patek Philippe Collection menampilkan koleksi-koleksi yang bernilai historis,
Melewati Museum Room, para tamu dibawa ke Rare Handcrafts Room. Di sini, para artisan mempertunjukkan keterampilan mereka dalam menghias jam tangan Patek Philippe lewat beragam teknik, seperti grafir, enamel painting, atau wood marquetry. Dipamerkan pula beberapa koleksi edisi terbatas Rare Handcrafts yang dibuat khusus untuk Watch Art Grand Exhibition Singapore, seperti dome clock berhias batik warna merah dan biru yang terinpirasi dari batik Indonesia.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang cara atau mekanisme pembuatan jam tangan Patek Philippe, para tamu bisa menyaksikannya di Watchmakers Room, sekaligus bertanya langsung dengan para watchmakers yang hadir di sana. Sementara Grand Complications Room mempertunjukkan keahlian teknis dan inovasi dari Patek Philippe lewat kreasi jam tangannya yang paling rumit, di antaranya model grand complication edisi terbatas yang diciptakan khusus untuk acara ini. Bagi yang sering terpesona oleh gerakan mekanik dari jam tangan Patek Philippe, bisa berlama-lama di Movements Room.
Patek Philippe Watch Art Grand Exhibition Singapore 2019 digelar hingga 13 Oktober 2019. Khusus di minggu terakhir ini dan mengantisipasi animo dari publik, jam kunjungnya diperpanjang hingga pukul 8.30 malam untuk hari Senin hingga Kamis. Tersedia pula aktivitas untuk keluarga dan anak-anak lewat program Family Day, yang diselenggarakan di hari Minggu tangga 6 Oktober dan 13 Oktober mendatang. (MU) Foto: Dok. Patek Philippe
Pembukaan Patek Philippe Watch Art Grand Exhibition Singapore 2019 dihadiri oleh Thierry Stern, Presiden dari Patek Philippe serta generasi keempat dari keluarga pemilik Patek Philippe. Thierry hadir bersama putranya, yang ia sebut akan menjadi generasi penerus Patek Philippe. Patek Philippe sendiri merupakan perusahaan jam tangan terakhir yang masih berdiri secara independen dan dijalankan oleh keluarga pemiliknya. Meski awal tahun ini sempat beredar gosip bahwa perusahaan tersebut akan dijual, kemunculan Thierry dan digelarnya pameran ini menjadi ajang untuk membantah spekulasi tersebut. Turut hadir untuk membuka pameran tersebut, Ms Sim Ann, Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura.
Seolah memindahkan Geneva ke Singapura, para tamu yang terdiri dari kolektor, pecinta jam, dan publik akan dibawa menelusuri salon-salon historis, pabrik, serta Patek Philippe Museum seperti layaknya di Geneva. Dunia Patek Philippe dihadirkan lewat 10 ruangan, dengan 1 ruangan yang khusus didedikasikan kepada Singapura dan negara-negara tetangganya.
Setelah memasuki area depan yang menampilkan instalasi seni bertema Singapura dan Asia Tenggara, para tamu bisa memasuki teater untuk menonton sejarah singkat berdirinya Patek Philippe. Kemudian alur ruangan membawa para tamu ke area Current Collection yang didominasi warna merah dan pink. Di sini ditampilkan koleksi-koleksi terbaru Patek Philippe, termasuk 6 jam tangan edisi terbatas yang diluncurkan di acara Watch Art Grand Exhibition Singapore ini.
Ruangan berikutnya bernama Napoleon Room, sebuah replica dari ruangan bernama sama di Patek Philippe Salon di Geneva. Ruangan ini dihiasi sebuah “jendela” besar yang menampilkan pemandangan danau Geneva—persis sama dengan pemandangan yang terlihat dari ruangan tersebut di Geneva. Ruangan ini dinamai Napoleon karena furnitur-furnitur yang terdapat di dalamnya kebanyakan berasal dari era Napoleon.
Berikutnya adalah Museum Room yang dibuat berdasarkan Patek Philippe Museum di Geneva, dan terbagi dalam dua area. The Antique Collection menampilkan koleksi-koleksi antik mulai dari tahun 1530, termasuk jam tangan pertama yang dibuat oleh Patek Philippe. Sementara The Patek Philippe Collection menampilkan koleksi-koleksi yang bernilai historis,
Melewati Museum Room, para tamu dibawa ke Rare Handcrafts Room. Di sini, para artisan mempertunjukkan keterampilan mereka dalam menghias jam tangan Patek Philippe lewat beragam teknik, seperti grafir, enamel painting, atau wood marquetry. Dipamerkan pula beberapa koleksi edisi terbatas Rare Handcrafts yang dibuat khusus untuk Watch Art Grand Exhibition Singapore, seperti dome clock berhias batik warna merah dan biru yang terinpirasi dari batik Indonesia.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang cara atau mekanisme pembuatan jam tangan Patek Philippe, para tamu bisa menyaksikannya di Watchmakers Room, sekaligus bertanya langsung dengan para watchmakers yang hadir di sana. Sementara Grand Complications Room mempertunjukkan keahlian teknis dan inovasi dari Patek Philippe lewat kreasi jam tangannya yang paling rumit, di antaranya model grand complication edisi terbatas yang diciptakan khusus untuk acara ini. Bagi yang sering terpesona oleh gerakan mekanik dari jam tangan Patek Philippe, bisa berlama-lama di Movements Room.
Patek Philippe Watch Art Grand Exhibition Singapore 2019 digelar hingga 13 Oktober 2019. Khusus di minggu terakhir ini dan mengantisipasi animo dari publik, jam kunjungnya diperpanjang hingga pukul 8.30 malam untuk hari Senin hingga Kamis. Tersedia pula aktivitas untuk keluarga dan anak-anak lewat program Family Day, yang diselenggarakan di hari Minggu tangga 6 Oktober dan 13 Oktober mendatang. (MU) Foto: Dok. Patek Philippe