Meski seni media baru (new media art) bukan “barang baru” dalam dunia seni, masih cukup banyak pencinta seni yang asing dan skeptis pada karya-karya yang masuk dalam kategori ini. “Di Surabaya, misalnya, pencinta seni masih belum terlalu terbiasa dengan karya-karya new media art. Itu sebabnya kami mencoba mengenalkannya lewat pameran Dear Art World ini,” Irawan Hadikusumo, pemilik Visma Art and Designs Gallery mengatakan sesaat sebelum acara pembukaan pameran. Pameran Dear Art World yang berlangsung sejak akhir Oktober hingga pertengahan November 2016 ini menghadirkan karya dari Adhisuryo, Andri William, Agan Harahap, Angki Purbandono, Benny Wicaksono, Jimbo, Melani Setiawan, Tarlen Handayani, Wimo Ambala Bayang dan Yudha Kusuma Putera yang didominasi karya fotografi seni, video, dan instalasi.
Konsep dan kisah, hampir selalu menjadi pondasi bagi karya-karya seni media baru. Dalam pameran ini, kurator Hendro Wiyanto mengambil dunia seni sebagai dasar pemikiran yang harus direspon oleh para seniman. Ia mengutip Dickie yang mengatakan bahwa dunia seni sering dipandang sebagai semacam system. Ada sejarah panjang mengenai seni sejak zaman kuno hingga sekarang yang membuatnya menjadi suatu sistem. Ia juga menyitir Becker yang mengatakan bahwa jika sesuatu hanya bisa dianggap seni setelah disahkan oleh dunia seni, apakah ada alternative lain di luar dunia seni yang ada misalnya karena munculnya suatu kecenderungan baru yang tidak dapat disahkan oleh teori estetik yang sudah ada. “Tema dunia seni di Indonesia diajukan ke beberapa seniman dan pemilik arsip yang diundang untuk pameran ini. Melalui pameran ini, artefak, kumpulan citra, informasi, gossip, pewacanaan, perkawanan dan kepopuleran dipandang sebagai jalinan kenyataan maupun peristiwa yang perlu dimediasikan dan bisa berfungsi mendorong diskusi mengenai dunia seni,” kata Hendro. (ISA), Foto: ISA
Author
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia