Iwan Suastika menghadirkan pameran lukisan keduanya yang menyajikan kritik terhadap duka ekologis akibat perbuatan manusuia yang sarat akan makna. Pameran keduanya ini diberi nama dengan ‘The Man Who Carried The Mountain. Nama ini dipilih sebagai bentuk analogi bahwa manusia berada di puncak peradaban, sehingga setiap sistem ekologi lingkungan bergantung pada perbuatan manusia ini tanpa disadari memiliki dampak dan luka ekologis yang besar.
Iwan suastika adalah seorang seniman asal Yogyakarta yang menempuh studi formal desain komunikasi visual di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Sukses dengan pameran pertamanya berjudul “Reflection in Period” yang digelar di Yogyakarta, Iwan kembali melanjutkan seri lukisannya dengan berjudul “The Man Who Carried The Mountain” yang digelar di Jakarta. Seperti halnya koleksi sebelumnya, unsur surealis dengan penggunaan simbol-simbol yang bersifat metaforis banyak ditemukan di jajaran lukisan terbaru Iwan Suastika.
Dalam seri lukisan ini, Iwan Suastika menampilkan gaya surealisme dengan pemakaian simbol yang berulang yang juga melambangkan antroposentris itu sendiri. Definisi dari antroposentrisme itu sendiri adalah etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dengan berbagai kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan kebijakan yang diambil yang berkaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung.
Iwan Suastika kemudian menggambarkan berbagai objek yang sarat akan makna dalam lukisannya, seperti manusia dalam pakaian astronot yang menggambarkan ambisi, ikan koi dan laut serta api. Dalam salah satu lukisan yang berjudul ‘The Billion Dollar Man and The Mad Mad Era’, Iwan menceritakan kisah manusia yang nyaman terkurung dalam “antroposen” atau tatanan ekologi yang telah berubah karena ciptaannya sendiri. Ia terlihat tidak peduli dengan alam yang sedang berada dalam kehancuran. Ekologi yang hancur tersebut disimbolkan Iwan lewat ombak tinggi dengan bara api di jendela. Manusia dalam lukisan ini digambarkan dengan balutan pakaian astronot, sebagai lambang dari ambisinya yang besar. Figur tersebut tampak tidak peduli akan bencana yang terjadi di luar rumahnya dan duduk nyaman dalam semua kemewahan semu.
Meskipun lukisannya terlihat menyenangkan dengan warna-warna yang segar, tetapi pesan yang ingin disampaikan Iwan adalah sebuah kedukaan akan lingkungan alam yang semakin rusak akibat ulah manusia. Lewat seri lukisan ini, Iwan Suastika mengajak penikmat seninya untuk bertanya pada diri sendiri ‘Apa yang akan kita wariskan ke generasi selanjutnya?’ Pameran Iwan Suastika dapat Anda kunjungi di D Gallerie, Jalan Barito I, Kebayoran Baru, Jakarta. Pameran ini terbuka untuk umum dari tanggal 12 Agustus sampai 12 September 2023.
Elizabeth Alicia Terisno
Editor: Carra Nethania
Foto: D Gallerie