Kisah Purbanegara dalam Film Ziarah yang Ditayangkan Bertepatan dengan Gelaran Film Musik Makan
B.W. Purbanegara menuturkan pahitnya peristiwa tragedi sejarah tahun 1965 lewat film Ziarah.
4 May 2017


1 / 4
Ada inspirasi yang terus muncul dari peristiwa tragedi sejarah tahun 1965 di Indonesia. Peristiwa pembantaian terhadap orang-orang yang dituduh komunis di Indonesia pada masa setelah terjadinya Gerakan 30 September. Kisah dari B.W. Purbanegara, ia seorang diri mengelilingi Jogja dari utara hingga selatan demi menemukan nisan sang suami yang tidak kembali ke rumah setelah izin ikut serta dalam perang melawan Belanda. Film dituturkan dalam bahasa Jawa dengan dialog yang singkat dan penuh makna. “Sulit sekali berdamai dengan masa lalu,” kata Purbanegara menjelaskan pesan yang hendak ia sampaikan di film ini. Ziarah mendapat penghargaan di Salamindanaw Asian Film Festival 2016 sebagai Best Asian Feature.
Di Jakarta, Ziarah ditayangkan di Film Musik Makan, acara yang menggabungkan pemutaran film independen, pertunjukan musik, dan bazaar kuliner. Kolektif, lembaga distribusi film independen yang menyelenggarakan acara ini juga memutar film Turah karya Wicaksono Wisnu Legowo dan The Apprentice karya Boo Junfeng, sutradara asal Singapura. (JAR) Foto: dok. Kolektif
 

 

Author

DEWI INDONESIA