Perbincangan yang menarik juga terjadi ketika pendiri IKAT Indonesia Didiet Maulana membagi wawasannya tentang tenun Sulawesi Selatan. Didiet mengatakan, ada cukup banyak jenis tenun di Sulawesi. Beberapa yang cukup dikenal antara lain berasal dari Makassar, Donggala, Wajo, Lagosi, Mandar dan sebagainya. Namun menurutnya, penyebutan jenis wastra di Sulawesi agak jarang dilakukan lewat penyebutan nama daerah melainkan dengan menyebutkan jenis bahan seperti sutra, non sutra dan sebagainya.
Bersama Ikat Indonesia, Didiet juga mencoba mengeksplorasi berbagai kemungkinan desain yang bisa mendekatkan wastra nusantara khususnya tenun ikat itu dengan perkembangan mode yang begitu cepat perputarannya. Menurut Didiet, tenun dan tekstil tradisional Indonesia memiliki potensi besar untuk dieksplorasi sesuai perputaran tren mode. Itu terlihatjelas pada koleksi busana yang didesain Ikat Indonesia yang memadai untuk dikenakan dalam berbagai acara mulai dari acara kasual hingga perhelatan resmi. Dari crop top dan Bermuda santai hingga gaun malam yang elegan bisa tercipta dari tenun khas Sulawesi. Tak hanya itu, busana-busana berbahan tenun atau wastra Nusantara pun bisa sangat lentur dipadankan dengan berbagai aksesoris seperti tas, sepatu dari berbagai label internasional.
Di acara The Colors of Makassar, Didiet juga membagi kiat memadupadan tenun dengan aksesoris agar sesuai dengan berbagai kesempatan. “Karena motifnya yang ramai, tenun kadangkala kurang diminati kaum muda. Padahal, dengan penerapan desain yang tepat dan padanan aksesoris yang tepat, tenun bisa tampil spesial untuk beragam acara,” kata Didiet. Ia juga memberikan semacam tutorial bagi para Nasabah DBS Treasures tentang bagaimana tampil gaya dengan tenun. Selain model yang memeragakan contoh busana tenun dan padu padannya untuk berbagai acara, Didiet juga mengundang dua tamu yang dinilainya cermat memadankan busana tenun mereka dengan aksesoris yang sesuai dengan acara dan kepribadian mereka masing-masing.
Tak hanya soal padu padan busana dengan aksesoris, Didiet juga menyinggung tentang tata rias yang tepat ketika memakai busana tenun. “Riasan natural paling tepat disandingkan dengan busana tenun yang Anda kenakan,” katanya. Rias mata atau bibir bisa dipilih untuk menjadi pusat perhatian pada wajah. Moza Pramita pemilik label bulu mata Lashes by Moza yang juga hadir dalam acara tersebut diminta Didiet membagi kiatnya berdandan ketika mengenakan busana tenun. “Mata dan bibir selalu jadi titik perhatian andalan saya dalam rias wajah,” kata penyuka lipstik berwarna cerah ini. Baginya, mata yang dirias dengan baik akan menghasilkan tampilan yang istimewa meski warna lipstik pucat atau bahkan tidak mengenakan lipstik sama sekali. Maka ia memang selalu berusaha memberi perhatian lebih pada rias mata. “Bulu mata yang indah juga bisa memberi efek berbeda seketika. Pemakaian bulu mata tambahan bisa jadi solusi kalau sedang malas berdandan. Tinggal pakai bulu mata dan menutupnya dengan eye liner, beres. Mata jadi kelihatan lebih cerah,” katan
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta