Sejak kecil, ia menampakkan sikap kritis dengan imajinasi dan pemikiran-pemikiran yang berbeda dengan anak-anak seusianya. Ia sering mempertanyakan banyak hal. Pihak sekolah tidak tahan lalu menyerahkan murid yang sangat cerdas ini kembali kepada orang tuanya. Hal itu terjadi sewaktu ia masih belajar di kelas 5 sekolah dasar.
Nama lengkapnya, Josephine Werratie Komara. Ia lahir pada 16 Juli 1955 sebagai Ang Siok Bin, yang dalam bahasa Mandarin berarti elegan. Kelak putri dari Komara dan Hasmina ini akrab disapa Obin.
Titik balik kehidupan Obin adalah saat ayahnya meninggal dunia, seseorang yang paling memahami dirinya. Ibunya lantas membawa sang putri ke psikiater agar ia dapat menjalani hidup secara optimistis.
Obin pun bangkit lagi, lalu mulai menjajaki pekerjaan sebagai pembuat kap lampu dan jok sofa. Di tahun 1970, ia pergi ke Solo dan berbagai daerah untuk mempelajari batik dan mengumpulkan potongan kain-kain dari seluruh Indonesia. Perkenalan dengan Iwan Tirta dan Go Tik Swan kian memperkuat rasa cintanya kepada batik, kebaya, dan kain Indonesia.
Pada 1986, Obin mendirikan Bin House di Menteng, Jakarta Pusat. Usianya 31 tahun ketika itu. Sebuah pavilion kecil nan sederhana dibuka untuk memajang kain-kain antik koleksinya. Setahun kemudian ia mengikuti Design Contest Textile Internasional di Tokyo, Jepang, dan menjadi juara dengan sepotong kain tenun ikat kreasinya. Namun, perjuangan Obin masih panjang. Pada September 2009, ia pun mewakili Indonesia dalam acara festival mini Indonesia bertajuk Indonesian Inspired yang diadakan Asia House London. Di situ, ia berbicara soal busana batik sekaligus memamerkan koleksinya. Nama dan karyanya kian melesat. Aktris Julia Roberts dan penyanyi Mick Jagger ikut kagum dan mengoleksi karya Obin.
Sebetulnya dunia mode bukan hal baru baginya. Saat bersekolah di Hong Kong, ia bersentuhan dengan gaya hidup metropolitan, termasuk cara berbusana. Kecenderungan Obin untuk mengamati sesuatu dengan antusias dan cermat akhirnya menambatkan hatinya pada gaya busana ibunya: kebaya dan kain tradisional. Kecintaan ini terbawa pada gaya keseharian Obin yang erat dengan kebaya, kain, perhiasan antik, dan rambut nyaris selalu digelung. Kini Obin telah melesat jauh. Gerainya berjejer di lokasi bergengsi bersanding dengan butik-butik desainer dunia. Ia juga memberdayakan lebih dari 2500 pengrajin kain dari berbagai daerah di Indonesia untuk usaha berlandaskan kekayaan budaya ini. (RR) Foto: Dok. dewi
Author
DEWI INDONESIA
FOOD & TRAVEL
CASA CUOMO, Simfoni Kuliner Italia di Jakarta