Konflik dengan pasangan adalah hal yang biasa, bahkan bumbu manis dalam sebuah hubungan rumah tangga. Tetapi tidak bagi Yeong-Hye, istri dan tokoh sentral dalam buku fiksi berjudul The Vegetarian karya Han Kang yang mengambil suasana masa kini di Korea Selatan. Ketika Yoeng-Hye memutusan untuk sepenuhnya berhenti bersentuhan dengan segala jenis daging, dan memilih pola hidup lebih yang dekat dengan tumbuh-tumbuhan, kekerasan justru malah lebih sering mendekati kehidupannya. Buku ini sendiri terbagi dalam tiga plot. Dalam plot pertama Han Kang menceritakan kepada pembaca dengan menggunakan narasi dari sang suami, Mr Choeng. Pada plot kedua, fokus pada sang ipar yang mempunyai obsesi secara seksual terhadap Yeong-Hye. Plot ketiga dinarasikan oleh sang adik yang menceritakan bagaiman kehidupan Yeong-Hye pasca memutuskan untuk menjadi vegetarian.
Adalah sesuatu yang tak lazim, bahkan abnormal untuk menjadi seorang vegetarian dalam kultur tradisi Korea Selatan, membuat buku ini menjadi kaya konflik. Penolakan dan tekanan dari keluarga, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan dan gairah seksual, hingga gangguan mental harus dihadapi Yeong-Hye. Kisah seorang vegetarian ini ditulis dengan kompleks sekaligus absurd oleh Han Kang, namun terasa indah. Gaya penulisan yang gamblang mengenai seks dan kekerasan dianggap terlalu ekstrim oleh para pembaca dari Korea Selatan, tetapi tidak dengan pembaca international. Sudah terjual lebih dari 20.000 eksemplar dan telah di terjemahkan ke dalam sembilan bahasa, menjadikan The Vegetarian salah satu buku terbaik di tahun 2016, berdasarkan Time dan pemenang Man Booker International Prize 2016 lalu.
Masih mengenai keluarga, bukan pertama kali ini Ika Natassa menceritakan kisah romantis dua pasangan suami-istri melalui buku-buku karangannya. Sebelumnya ada A Very Yuppy Wedding(2007), Divortiare(2008), Twivortiare 1(2011) dan Twivortiare 2(2014). Diterbitkan pada tahun 2015 lalu, Critical Eleven menjadi novel fiksi ke enam karya sang penulis kelahiran Medan ini. Judul novel diciptakan Ika berdasarkan teori critical eleven pada dunia penerbangan, 11 menit paling krusial di dalam pesawat. Tiga menit setelah lepas landas dan delapan menit sebelum mendarat. Ika Natassa mengambil istilah tersebut untuk pertemuan Ale dan Anya yang bertemu di dalam penerbangan menuju Sydney dari Jakarta. Tiga menit pertama yang mereka gunakan untuk berkenalan dan memberikan kesan awal yang manis, sedangkan sisanya untuk mengamati apakah pertemuan ini akan berlanjut atau hanya sekedar percakapan antara dua penumpang saja.
Konflik yang diberikan sang penulis di dalam buku ini bukan hanya sekedar hubungan jarak jauh atau pertengkaran kekasih semata. Ika menceritakan sebuah konflik lain secara mendalam menggunakan plot maju-mundur yang apik. Perasaan sang karakter di dalam novel ini pun dideskripsikan secara mendetail hingga dapat dirasakan dan dipahami dengan jelas oleh para pembaca.
Kepopuleran Critical Eleven membuat Starvision Plus dan Legacy Pictures memutuskan untuk menggarapnya menjadi sebuah film layar lebar. Dibawah arahan Monty Tiwa sebagai sutrada, proses syuting sudah dimulai sejak Januari lalu. Tokoh utama pria berkarakter dingin, akan diperankan oleh empat kali pemenang piala citra, Reza Rahardian, sedangkan karakter protagonis utama akan diperankan oleh Aidina Wirasati.
Sedikit lebih dalam dengan Ocean Vuong, penulis ini tak hanya mengulas kisah mengenai masalah domestik tapi juga menjelaskan secara mendetail, emosi dari semua rasa cinta dan kehilangan yang mewarnai kehidupan manusia dalam Puisi-puisi penuh perasaan pada buku berjudul Night Sky With Exit Wounds. Sang penulis yang lahir di Vietnam dan kemudian pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1990 ini sebelumnya telah menulis kumpulan puisi dalam Burnings (2010) dan No (2013) yang diterbitkan dalam bentuk chapbooks. Night Sky With Exit Wounds adalah karya debut pertama dalam bentuk buku, yang langsung membawanya sebagai pemenang 2016 Whiting Award. Ini dikarenakan cara penulisan Vuong yang majis penuh gairah dan keanggunan. Dianggap sebagai salah satu karya yang menghantui jiwa.
Konflik keluarga yang diceritakan pada suatu buku terkadang menyedihkan dan penuh air mata, tapi tidak begitu dengan tulisan karya Kevin Kwan dalam buku yang berjudul China Rich Girlfriend. Kembali dengan buku sambungan dari Crazy Rich Asians(2013) yang sukses besar, Kwan kembali bercerita mengenai Rachel Chu dan Nicholas Young. Penuh dengan skandal, kisah social climbers, billionaire, dan tentu saja konflik kelurga yang ditambah bumbu-bumbu komedi dan tawa yang menjadi ciri khas Kwan. Bagi anda pembaca setia, sang penulis pun hadir dengan buku ketiganya, Rich People Problem yang akan terbitkan pada Mei mendatang. (HS) Foto: Dok. Istimewa
Buku-buku pilihan:
The Vegetarian – Han Kang
Critical Eleven – Ika Natassa
Night Sky With Exit Wound – Ocean Vuong
China Rich Girlfriend – Kevin Kwan