Karya-karya seni kembali mengisi ruang pameran di Galeri ROH. Kali ini, galeri yang berada di kawasan Menteng tersebut menghadirkan “Apperture,” dan “Labyrinths (Libraries)” dwipameran tunggal yang berurutan menampilkan karya-karya Davy Linggar (l. 1974, Jakarta) dan Heman Chong (l. 1977, Malaysia, besar di Singapura). “Apperture,” dan “Labyrinths (Libraries)" merupakan pameran tunggal pertama dari kedua seniman tersebut di galeri ROH.
“Apperture” – Davy Linggar
“Apperture” menghadirkan karya lukisan baru Davy Linggar yang menjangkau apa yang selama ini ditangkap matanya dengan kejelian yang lahir dari benaknya. Tangkapan ini terbentuk sepanjang kurun waktu tertentu dari berbagai tempat dan konteks berbeda. Pada sejumlah panel kayu berukuran identik, lukisan-lukisan yang dihasilkan ini mengantar penglihat pada ambang mimpi yang mengaburkan batas antara kenyataan dan khayalan.
Bukan tanpa alasan Davy, yang selama ini banyak dikenal sebagai seorang fotografer, memakai “Apperture” sebagai tajuk pameran karyanya. “Aperture” merupakan bukaan diafragma pada kamera dalam dunia fotografi. Fungsinya untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera, sehingga semakin lebar bukaannya, akan semakin banyak pula cahaya yang masuk.
“Saya menganalogikan semua info yang masuk ke mata dan pikiran saya, keluar dalam bentuk lukisan,” jelas Davy di acara pembukaan pamerannya itu pada Sabtu (10/12) sore lalu.
Davy juga menjelaskan bahwa lukisan-lukisannya itu dituangkannya dari obyek-obyek foto yang pernah dijumpainya. Lukisan-lukisan itu ia kerjakan di atas papan kayu berukuran 20x20 cm yang membuatnya mudah dibawa-bawa, ketika Davy sedang bepergian untuk memotret.
“Labyrinths (Libraries)” – Heman Chong
Sementara itu, di ruang pameran lainnya yang masih berada dalam lingkup Galeri ROH, Heman Chong menghadirkan “Labyrinths (Libraries).” Praktik berlapis dan transdisipliner kesenian Heman Chong banyak mengungkap kerumitan sosio-politik dunia kita. Pameran karyanya itu menampilkan sejumlah seri karya yang membuka pemahaman atas kerumitan-kerumitan yang menyelimuti kekaryaannya itu, serta menghadirkan sejumlah karya dalam beberapa format berbeda; termasuk instalasi, lukisan, dan performans.
Anda akan menemukan sebuah dinding dengan seri lukisan dalam bentuk sampul-sampul buku yang dilukis oleh Heman Chong. Menurut sang seniman, buku-buku itu berasal dari kumpulan judul yang direkomendasikan oleh kawan-kawannya untuk ia baca. Berbagai kejadian yang dianggapnya sebagai sebuah ‘kebetulan’ akhirnya membuat beberapa judul buku tersebut hadir dalam versi lukisannya.
Anda juga akan menemukan sebuah instalasi dari papan putih polos yang menyerupai art fair booth di sana. “(Free) Trade” (2022), judul karya tersebut, seolah memberi ruang jeda—baik secara harfiah maupun metaforis—bagi para pengunjung pameran. Melihat ruang kosong dengan atap tinggi serta pencahayaan natural yang masuk, menurut Chong rasanya seperti menghadapi ketiadaan yang justru mengajak kita untuk berimajinasi tentang berbagai kemungkinan.
Jangan terkejut ketika Anda mendapati ada seseorang yang berjalan mengeliling karya serupa booth pameran seni tersebut, sambil bicara keras-keras. Ini merupakan bagian dari pameran karya Heman Chong yang bertajuk "Everything (Wikipedia)" (2016), dengan seorang penampil yang membacakan dengan lantang teks dari laman Wikipedia yang dibukanya.
“Rasanya menarik sekali melihat bagaimana pendekatan berbeda yang dilakukan Heman Chong dalam melihat lukisan, juga bagaiaman Davy mengikuti intuisi dan menuangkannya dalam karya-karyanya ini,” ujar Jun Tirtadji, founder Galeri ROH.
Sebayak 49 lukisan di atas kayu dan satu buah video karya Davy Linggar bisa Anda nikmati di Galeri Apple, area pameran yang berada di bagian depan Galeri ROH. Setelah itu, Anda bisa beralih ke Galeri Orange yang berada di bagian belakang untuk mengenal karya-karya heman Chong.
Dwipameran tunggal “Apperture” dan “Labyrinths (Libraries)” ini hadir di Galeri ROH selama periode 10 Desember 2022 – 8 Januari 2022.
MARDYANA ULVA
Foto: Mardyana Ulva, Galeri ROH
Topic
ArtAuthor
DEWI INDONESIA
RUNWAY REPORT
Laras Alam Dalam DEWI's Luxe Market: "Suara Bumi"
RUNWAY REPORT
Mengkaji Kejayaan Sriwijaya Bersama PT Pupuk Indonesia