Banyak cara untuk memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional. Salah satunya adalah melalui film yang dilakukan oleh Makbul Mubarak, sutradara dari film Autobiography. Lebih jauh, film ini bahkan terasa sangat personal karena terinspirasi dari hidup sang ayah, juga observasi Makbul terhadap dirinya seiring ia bertumbuh dewasa.
Film yang diproduksi selama masa pandemi ini mengambil lokasi di Bojonegoro dan melibatkan tim kamera dari Polandia dan editor dari Filipina. Autobiography juga menjadi film Indonesia yang produksinya bekerja sama dengan beberapa negara, seperti Singapura, Polandia, Filipina, Jerman, dan Prancis.
Sudah dikembangkan sejak tahun 2017, proyek film Autobiography telah dipresentasikan di TorinoFilmLab2017, dan berlanjut terseleksi ke European Audiovisual Enterpreneurs Ties That Bind,, Berlinale Co-Production Market, Locarno Open Doors, Southeast Asian Fiction Lab-SEAFIC, dan FDCP Project Market.
Film Autobiography dibintangi oleh Kevin Ardilova, Arswendy Bening Swara, Lukman Sardi, Yusuf Mahardika, dan masih banyak lagi.
Autobiography berkisan tentang Rakib (diperankan oleh Kevin Ardilova) yang bekerja mnejaga rumah kosong milik seorang pensiunan bernama Purna (diperankan oleh Arswendy Bening Swara). Suatu hari, Purna pulang kampung untuk mencalonkan diri menjadi bupati di daerah itu. Rumah yang Rakib jaga, kini tidak kosong lagi. Setiap harinya ia menemani Purna dalam banyak kegiatan, seperti berkampanye, memasang spanduk, dan lain sebagainya. Berawal dari situlah Rakib melihat sosok seorang ayah yang didambakannya dari diri Purna. Hingga pada suatu hari, sebuah kejadian tak terduga mengubah semua itu.
“Saya lahir di Tolitoli, sebuah kota kecil di Sulawesi Tengah. Hari-hari masa kecil saya habiskan di keluarga yang sebagian besar anggotanya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil. Ayah saya adalah orang yang sangat patuh pada atasannya, pada negara, dan tanpa pernah banyak bertanya tentang alasan-alasan di balik perintah yang dibebankan kepadanya. Lalu saya penasaran, dari mana semua kepatuhan itu berasal?” ungkap Makbul.
“Film ini dibungkus oleh genre suspense dengan pendekatan karakter yang sangat kental. Melalui hal itu, Autobiography berambisi untuk memperkenalkan manusia Indonesia lebih dari sekadar warna kulit, bahasa, busaya, etnis, dan suku mereka. Tapi juga memperkenalkan pada dunia tentang cara berpikir dan tata laku manusia-manusia Indonesia itu sendiri,” tambah Makbul.
Bukan lagi merupakan sineas baru di dunia film Indonesia, nyatanya Makbul Mubarak sudah pernah memenangkan Piala Citra untuk kategori Film Pendek FFI 2017 dan meraih Special Mention Award Singapore International Film Festival 2017 berkat film pendek arahannya, Ruah.
Jika Anda penasaran dengan hasil karya terbaru dari Makbul ini dan mengenal lebih dalam dari karakter dan cara berpikir masyarakat Indonesia, tidak ada salahnya menunggu tanggal perilisan film ini. (RJ) Foto: KawanKawan Media.